TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi COVID-19 yang hingga saat ini masih terjadi menjadi akselerator transformasi di tubuh Bank BRI.
Proses transformasi tersebut diapresiasi oleh majalah BUMN Track, dimana dalam ajang 9th Anugerah BUMN 2020 yang digelar di Jakarta (09/07/2020) Direktur Utama BRI Sunarso dinobatkan sebagai CEO Visioner Perusahaan Tbk Terbaik dan CEO Talent Development terbaik.
Dalam acara tersebut BRI juga menyabet penghargaan sebagai BUMN Dengan Strategi Pertumbuhan Terbaik, BUMN Dengan Transformasi Organisasi Terbaik, BUMN Dengan Penerapan GCG Terbaik, BUMN Dengan Pengembangan SDM Unggul Terbaik. BRI juga berhasil meraih Best Overall BUMN.
Adapun yang menjadi Ketua Dewan Juri Anugerah BUMN 2020 yakni Dr Tanri Abeng (Pengamat BUMN dan Dewan Pakar BUMN Track) dengan anggota Prof. Bramantyo Djohanputro, Ph.D., M.B.A (Direktur Eksekutif PPM Manajemen), Dr. Enny Sri Hartati (Peneliti Senior INDEF), Dr. Mas Achmad Daniri M.Ec (Ketua KNKG), Dr. Abdulgani, MA (Direktur Utama Garuda Indonesia 1998 – 2002, Pengamat BUMN), Dr. Triono Saputro (Direktur Jasa Pengembangan Organisasi PPM Manajemen), Andi Ilham Said, Ph.D (Kepala Pusat Kajian dan Pengembangan PPM Manajemen), Lenita Tobing ( partner PwC Consulting Indonesia), Tulus Abadi (Ketua YLKI).
Sunarso yang hadir dalam acara tersebut menjelaskan bahwa krisis yang diakibatkan oleh pandemi saat ini berbeda dengan krisis krisis sebelumnya.
“Namun, dengan adanya pandemi saat ini membuat industri perbankan semakin siap dan semakin meningkat pengelolaan manajemen risikonya,” imbuh Sunarso.
BRI sendiri telah memiliki cara untuk bertahan dan tetap tumbuh di tengah kondisi ekonomi yang penuh dengan ketidakpastian.
Transformasi merupakan strategi tengah dijalankan, dan Sunarso mengungkapkan sejatinya transformasi sudah dijalankan oleh Bank BRI sejak tahun 2016.
“Objek transformasi BRI dilakukan di dua area, yakni digital dan culture. Dan, pandemi yang terjadi mempercepat transformasi tersebut,” imbuh Sunarso.
“Dari sisi transformasi digital, BRI menginovasi produk, bisnis proses dan operasional menyesuaikan perilaku masyarakat seperti dengan menghadirkan pinjaman digital dan simpanan digital dengan tetap tumbuh sehat melalui selective growth. Sedangkan transformasi culture berpusat pada perubahan kultur yang berbasis kinerja sehingga masing masing individu bisa merancang keberhasilannya sendiri,” tambahnya.
Selain itu dari sisi kultur, penerapan WFH dan flexible working, perubahan fungsi dan peran jaringan kantor BRI serta penerapan protokol kesehatan di seluruh kantor BRI menjadi sesuatu yang biasa di tengah BRI.
Beriringan dengan program transformasi yang sedang dilakukan, BRI juga mengambil peran aktif dalam kaitannya penyelamatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Krisis kali ini menyerang seluruh segmen lapisan masyarakat, tak terkecuali UMKM dimana mereka tidak bisa menjalankan aktivitas ekonominya karena pandemi. BRI sebagai bank UMKM terbesar di Indonesia tidak tinggal diam melihat kondisi yang ada dan sejak awal pandemi muncul BRI telah melakukan terobosan dalam kaitannya penyelamatan UMKM di Indonesia,” urai Sunarso.
Hingga akhir Juni 2020 tercatat BRI telah melakukan restrukturisasi terhadap 2,9 juta nasabah UMKM dengan pinjaman mencapai Rp 176 Triliun, dimana restrukturisasi dilakukan melalui penurunan suku bunga serta penundaan pembayaran suku bunga dan/atau pokok maksimal sampai dengan 12 bulan.