News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Turis Asal China Bisa Pulihkan Pariwisata Indonesia di Masa Pandemi Covid-19, Tujuan Favoritnya Bali

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah turis China mendominasi kunjungan di Pantai Kelan, Badung, Selasa (23/10/2018). Pariwisata Bali dijual murah kepada wisatawan China. TRIBUN BALI/I NYOMAN MAHAYASA

"Hal ini dilakukan karena hingga saat ini, banyak yang ingin berwisata tetapi takut dengan adanya Covid-19," ucap Perry.

Minat ke Bali itu, lanjut Perry, sudah meningkat tapi masyarakat masih takut. Saat ini, sudah ada Thailand menerapkan new normal dan lifestyle untuk pemulihan wisata mereka.

Perry menjelaskan, saat ini mobilitas manusia dan ekonomi aktivitas dunia usaha terbatas. Karena itu, perlu langkah konkret untuk memitigasi sektor keuangan dan pasar keuangan.

Devisa Negara

Presiden Komisaris PT Hotel Sahid Jaya Internasional, Hariyadi Sukamdani, mengatakan dampak terhantamnya sektor pariwisata oleh covid-19 sangat besar.

Kata dia, akibat dampak Covid-19 kepada sektor pariwisata adanya devisa yang hilang pada Januari hingga April 2020 sebesar 4 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

"Kemudian adanya potensi hilangnya pajak dan retribusi daerahjuga bisa terjadi, karena pariwisata berhenti beroperasi," ucap Hariyadi.

Selain itu Hariyadi juga mengungkapkan, akibat dampak Covid-19 setidaknya lebih dari 2 ribu hotel dan 8 ribu restoran tutup.

"Hal ini berpotensi hilangnya pendapatan pada Januari hingga April 2020 untuk sektor hotel Rp 30 triliun dan restoran Rp 40 triliun," ucap Hariyadi.

Bukan hanya industri hotel dan restoran saja, lanjut Hariyadi, industri penerbangan dan tour operation juga menanggung imbas akibat dampak Covid-19 di sektor pariwisata.

Baca: Jadi Istri Keturunan Raja Bali, Happy Salma Seolah Tak Malu Tampil Seperti Ini di Tempat Umum

"Tour operation saat ini rugi hingga Rp 4 triliun, dan maskapai penerbangan harus menanggung rugi hingga 812 juta dolar AS," ucap Hariyadi.

Hariyadi juga menjelaskan, apabila dampak Covid-19 ini butuh waktu lama untuk mengatasi bukan tidak mungkin angka kerugian ini akan bertambah.

"Kemungkinan juga terjadinya pemutusan hubungan kerja sebesar 30 sampai 40 persen dari jumlah pekerja saat ini, dan perusahaan pastinya akan tidak memperpanjang karyawan kontrak yang telah habis masa kontraknya untuk menstabilkan keuangan," ujar Hariyadi.

Sementara itu Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo mendorong pelaku UMKM lokal untuk memasarkan produknya secara online melalui platform e-commerce.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini