Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pupuk Mahkota, produksi PT Wilmar Chemical Indonesia, diklaim berhasil meningkatkan produksi padi hingga 33 persen.
Angka itu diperoleh setelah panen padi di 12 demonstration plot (demplot) petani mitra Wilmar yang tersebar di 12 desa di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Selasa (21/7/2020).
Rata-rata peningkatan produksi sebesar 1.043 kilogram (kg) per hektare (ha).
Baca: Pupuk Kaltim Dapat Sertifikasi ISO Anti-Suap
Peningkatan minimum di salah satu demplot di Desa Kedunggalar sebesar 11 persen atau 679 kg per hektare (ha). Sedangkan peningkatan produksi tertinggi mencapai 33,12 persen atau 1.747 kg per ha di Desa Jambangan.
Menurut Direktur Wilmar Saronto Soebagyo, dalam upaya peningkatan produksi padi, Pupuk Mahkota memperkenalkan teknologi pemupukan berimbang dan lebih efisien.
Dari 12 titik demplot, penggunaan Pupuk Mahkota oleh petani hanya 382 kg per 0,5 ha. Sedangkan, rata-rata pupuk yang selama ini digunakan petani memerlukan 482 kg per 0.5 ha.
Baca: Diversifikasi Sumber Dana, Pupuk Indonesia Tawarkan Obligasi Rp 2,5 Triliun
“Pada akhirnya petani yang diuntungkan karena pemakaian pupuk lebih efisien dengan hasil lebih besar,” kata dia melalui pernyataan resmi.
Demplot yang memulai masa tanam pada 22 Maret lalu tersebut merupakan kerjasama Wilmar Group Indonesia dengan Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi, dengan musim tanam pada musim hujan kedua yaitu pada Maret-Juli 2020.
Total luas demplot mencapai 6 ha dengan luas masing-masing 0,5 ha.
Demplot itu tersebar di 12 desa di Ngawi, yaitu Watualang, Jambangan, Banjarsari, Jenggrik, Jururejo, Kedunggalar, Kasreman, Sidomakmur, Dempel, Guyung, Kresikan, dan Tempuran.
Kedepan, tidak menutup kemungkinan Wilmar Group juga akan menambah demplot sehingga lebih banyak daerah dapat merasakan manfaatnya.
Saronto menjelaskan, sebagai perusahaan yang bergerak di agribisnis, pihaknya memiliki visi berperan aktif ikut membangun dan memajukan pertanian di Indonesia, dengan fokus pada sinergi dan integrasi dalam memberdayakan petani secara berkelanjutan.
“Hal itu dilakukan melalui peningkatkan produktivitas hasil panen padi dengan pendekatan teknologi pemupukan yang berimbang, dan menyerap hasil panen petani secara langsung dengan harga yang bersaing,” ujar dia.
Saronto menambahkan, Pupuk Mahkota menggunakan pendekatan berbasis pemupukan lengkap dan berimbang, dengan menambahkan nutrisi makro kalium klorida (KCL) atau muriate of potash (MOP) sebagai sumber kalium.
Selain itu juga ditambahkan nutrisi mikro borat dan zinc untuk melengkapi dan mendukung perkembangan tanaman secara vegetatif dan generatif.