"Tolak Angin ini lain dengan vaksin. Kalau vaksin yang Oxford itu kan katanya meningkatkan antibodi, limfosit T, protektif terhadap virus. Kalau obat stimulan seperti Tolak Angin ini meningkatkan daya tahan tubuh secara umum. Tidak spesifik terhadap Covid-19," tegasnya.
Selain itu, Tolak Angin juga telah melakukan Uji Toksisitas bekerjasama dengan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang dipimpin oleh Apt Ipang Djunarko, M.Sc.
Hasilnya Tolak Angin terbukti aman dikonsumsi selama 232 bulan selama sesuai dengan dosis yang ditentukan.
Keberhasilan Sido Muncul dalam mengekspor Tolak Angin tidak terlepas dari kepatuhan perusahaan dalam mentaati peraturan pemerintah dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Ekspor perdana Tolak Angin ke Arab Saudi menjadi bukti bahwa obat herbal asli Indonesia dapat diterima oleh negara lain.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Kusumastuti Lukito mengapresiasi langkah ekspor Sido Muncul.
"Ini suatu kebanggaan tentunya di tengah pandemi seperti ini. Konsumsi produk herbal adalah langkah pencegahan untuk melawan Covid-19 dan meningkatkan daya tahan tubuh kita. Tentunya badan POM mengapresiasi Sido Muncul dalam upaya terus mengembangkan produk herbal tersebut agar dapat bersaing di global. Kami sudah melihat dan mendampingi berbagai ekspor Sido Muncul ke berbagai negara. Ini suatu kebanggaan melihat produk Sido Muncul bisa menembus pasar global," jelas Penny.
Hadir pada pelepasan ekspor perdana Tolak Angin ke Arab Saudi ini ialah Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik RR Maya Gustina Andarini, Direktur LPPOM MUI Lukmanul Hakim, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan Muhri, Konsulat Jenderal Indonesia untuk Arab Saudi, Distributor Sido Muncul di Arab Saudi Abdilah, Perwakilan dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Heri Widarta, jajaran management Sido Muncul, Irnez Hidayat, Nadia Hidayat dan Roy Anton.