TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rupiah mengawali perdagangan pekan ini dengan kinerja yang baik. Pada Senin (24/8), di pasar spot, rupiah berhasil ditutup di level Rp 14.671 per dolar Amerika Serikat (AS).
Dengan demikian rupiah berhasil menguat 0,69% dibandingkan level terakhirnya di Rp 14.773 per dolar AS pada Rabu (19/8).
Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah justru melemah. Mata uang Garuda ini tercatat terdepresiasi tipis 0,05% ke level Rp 14.794 per dolar AS.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan penguatan rupiah hari ini masih didorong sentimen surplus neraca perdagangan Indonesia. Sentimen ini dinilai memberikan ekspektasi akan stabilnya pergerakan rupiah.
“Kalau untuk perdagangan Selasa (25/8), rupiah ada kecenderungan untuk kembali menguat walau secara terbatas. Sentimen pendorongnya akan datang dari rencana pemerintah yang akan melelang surat utang negara (SUN) pada esok hari,” kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Senin (24/8).
Setali tiga uang, Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana juga menilai sentimen penggerak rupiah pada Selasa adalah jalannya lelang SUN. Fikri menyebut spread yield SUN dan US Treasury akan jadi faktor utama bagi pergerakan rupiah.
“Jumlah penawaran yang masuk pada lelang akan tampaknya akan menjadi pendorong rupiah. Jika lelang besok ramai, rupiah diperkirakan masih akan melanjutkan penguatan,” jelas Fikri.
Fikri memproyeksikan rupiah pada Selasa akan diperdagangkan pada rentang Rp 14.530 - Rp 14.730 per dolar AS. Sementara Sutopo memperkirakan rupiah akan berada di kisaran Rp 14.600 - Rp 14.650 per dolar AS.
Artikel Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Rupiah berpotensi lanjutkan penguatannya Selasa (25/8) besok, ini sentimennya