Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Co-Founder dan Chief Investment Officer (CIO) FUNDtastic Franky Chandra mengatakan, kebutuhan dana darurat idealnya sebesar enam bulan dari pengeluaran pokok.
Namun, jika belum memiliki dana yang ideal dengan kondisi hampir resesi saat ini, tak perlu tergesa-gesa memenuhi kebutuhan tersebut.
Jika belum ada dana darurat, Franky tak menyarankan untuk tergesa-gesa memenuhi kebutuhan dana darurat, melainkan bisa diatur tergantung kondisi keuangan individu, baik itu dalam 1 tahun hingga 5 tahun.
Baca: Miliki Perencanaan Keuangan Matang Dinilai Penting Dalam Hadapi Resesi
Baca: Go-Pay Perluas Inklusi Keuangan Lewat Dompet Digital
"Sebagai contoh, jika memiliki pengeluaran pokok selama 20 juta per bulan maka dana darurat yang diperlukan adalah Rp 120 juta.
Namun, dana darurat ini bisa dikumpulkan selama 5 tahun atau Rp 2 juta per bulan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (12/10/2020).
Dengan cara ini maka diyakini bisa memenuhi kebutuhan untuk rencana lainnya seperti kuliah anak Rp 2 juta per bulan, kebutuhan pensiun Rp 1,5 juta per bulan, di samping kebutuhan keuangan lainnya seperti tabungan.
Di luar pengeluaran bulanan, asuransi kesehatan, BPJS, maupun perencanaan tujuan keuangan lainnya, apabila masih terdapat dana menganggur maka ada baiknya diproteksi dengan asuransi jiwa atau asuransi pendidikan tergantung dari tujuan keuangan yang sedang dikejar.
Baca: Kementerian Keuangan Terbitkan Aturan Baru Tata Cara Dapatkan Pinjaman dari Asing
Dengan demikian, Franky menilai kondisi hidup sudah cukup aman dan tujuannya dapat tercapai sesuai jangka waktu yang direncanakan.
Sementara untuk menabung dana darurat dan mencapai rencana keuangan tersebut, kita dapat mempertimbangkan beberapa produk investasi, baik itu reksa dana pasar uang, obligasi, saham, maupun logam mulia.
"Semua produk investasi ini tersedia dalam satu platform, FUNDtastic, platform pengatur keuangan dan financial planner di Indonesia.
Bagi mereka yang masih memiliki pendapatan utuh saat pandemi Covid-19, sebaiknya lebih bijak dalam mengelola keuangan, terutama dalam kondisi krisis saat ini," pungkas Franky.