Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan munculnya virus corona (Covid-19) sempat berdampak pada munculnya sentimen negatif di kalangan investor asing.
Dalam Capital Market Summit & Expo 2020 yang digelar secara virtual, Senin (19/10/2020), ia menjelaskan optimisme industri pasar modal awalnya dimulai pasca meredanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China pada awal tahun ini.
Saat itu, pasar modal nasional optimis dapat meningkatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Lalu tidak lama kemudian, pandemi corona muncul dan mempengaruhi industri pasar modal.
Baca juga: Minim Sentimen Negatif dari Dalam Negeri, IHSG Diprediksi Melesat Pekan Depan
"Pada awal 2020, industri pasar modal dimulai dengan rasa optimisme yang sangat besar dengan meredanya trade war. Namun pada 2020, ini tanpa diduga kita mempunyai tamu yang tidak diundang yang kita sebut corona Covid," ujar Wimboh.
Munculnya pandemi corona ini, membuat IHSG anjlok ke level 3.937 pada Maret 2020.
Padahal saat itu, kata Wimboh, IHSG mencapai 6.355 di awal tahun tepatnya 14 Januari 2020.
Baca juga: Pelaku Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Didorong Masuk Pasar Modal
"Namun ternyata dengan hadirnya Covid, maka terpengaruh indeks kita karena sentimen negatif yang pernah turun di bawah 4.000, yakni persisnya 3.937 itu kami ingat di 24 Maret 2020," jelas Wimboh.
Hal ini yang akhirnya membuat para investor asing melakukan leverage investasinya untuk sementara waktu.
"Tidak lain tidak bukan karena sentimen negatif dari para investor asing yang mencoba men-leverage investasinya untuk temporary," jelas Wimboh.
Baca juga: IHSG Anjlok Dalam, September Jadi Bulan Kelabu di Pasar Modal
Melihat sentimen negatif di pasar modal, OJK pun berupaya melakukan berbagai kebijakan 'extraordinary' untuk memitigasi agar sentimen positif kembali bangkit terhadap pasar modal nasional.
"Kita cukup bangga bahwa kita akhirnya bisa menahan penurunan indeks harga saham kita dan membawa kembali kepercayaan investor menjadi lebih baik lagi, bahkan sekarang indeks kita sudah di atas 5.000 kembali," pungkas Wimboh.