Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin memasuki periode 1 tahun menjabat sejak dilantik pada 20 Oktober 2019.
Kinerja para pembantu kepala negara disoroti hingga mendapat catatan merah.
"Menurut saya yang bisa kita lakukan adalah memberikan beberapa catatan atas kinerja Jokowi selama satu tahun ini," ucap Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah kepada Tribunnews, Selasa (20/10/2020).
Dia menyampaikan kinerja para menteri Jokowi jauh dari memuaskan, koordinasi dan sinergi tidak terjadi.
Baca juga: Catatan Ekonom 1 Tahun Jokowi-Maruf: Penanganan Covid-19 Masih Penuh Masalah
"Hanya beberapa menteri yang terlihat hadir di tengah masyarakat yang sedang sudah susah menghadapi pandemi Covid-19. Sementara banyak menteri yang sepertinya tidak dikenal dan sudah dilupakan oleh masyarakat karena tidak pernah muncul," lugas ekonom dari Perbanas Institute tersebut.
Baca juga: Aliansi Mahasiswa Ultimatum Jokowi 8 x 24 Jam Cabut UU Cipta Kerja
Mereka seharusnya ada di jajaran terdepan dalam setiap upaya menanggulangi pandemi dan dampaknya.
Kinerja yang buruk para menteri sayangnya tidak cepat disadari oleh Jokowi.
Baca juga: Ketidakyakinan Buruh Atas Lapangan Kerja Baru dan Klaim Respon Positif Dunia Terhadap UU Cipta Kerja
"Terbukti hingga saat ini Jokowi tidak melakukan reshuffle. Sementara saya kira masyarakat mengharapkan segera ada perubahan," imbuh Piter.
Catatan kedua, buruknya komunikasi pemerintahan Jokowi di era kedua.
Dia berpandangan penerbitan UU Cipta Kerja menunjukkan hal itu.
"UU Cipta Kerja Saya yakin didasarkan oleh sebuah niat yang baik. Isinya juga cukup baik, tetapi dilakukan dengan proses yang tidak cukup baik dan diperburuk oleh komunikasi yang tidak terencana serta tidak disupport tim komunikasi yang handal," tuturnya.
Pihaknya menyarankan agar pemerintah Jokowi-Amin memperbaiki catatan tersebut di sisa masa pemerintahannya.