Di awal berjualan piyama, Laksono menemui kendala dalam hal produksi. Produksi piyama kerap mengandalkan tenaga konveksi dan vendor yang berbeda-beda.
Akibatnya kualitas piyamanya pun tidak merata. Terkadang sesuai harapan, tapi tak jarang juga yang gagal total.
Namun, rintangan ini tidak mematikan semangat Laksono dan istri. Mereka tetap tekun memproduksi piyama dengan brand sendiri. Hingga akhirnya, rejeki menghampiri mereka di awal 2020.
Saat pandemi Covid-19 mulai merebak, Laksono dan istri justru menuai berkah. Sejak awal tahun, permintaan produk piyama CKL Looks makin banyak.
Kondisi ini dimulai dari melonjaknya permintaan hingga mencapai 5.000 piyama dalam kurun dua pekan. Karena membludaknya pesanan, Laksono mulai membenahi seluruh sistem produksi, distribusi, dan pelayanan pelanggan.
Hingga akhirnya ia dan istri memutuskan untuk fokus memproduksi piyama di salah satu pabrik pakaian (garmen) berkualitas ekspor.
Keputusan tersebut menuai hasil positif. Kualitas produk yang meningkat membuat pesanan CKL Looks membludak, hingga kini mencapai 20.000 piyama setiap bulan. Omset CKL Looks juga melonjak hingga sekitar Rp4 miliar – Rp5 miliar per bulannya.
“Karena pesanan makin banyak, saya butuh tempat penampungan yang lebih besar. Saya sempat kesulitan mencari dana untuk memenuhi kebutuhan ini, hingga akhirnya datang kesempatan untuk mengajukan kredit dari BRI,” ungkap Laksono.
Menurut Laksono, kesulitan dialami karena kebutuhannya untuk ekspansi tempat usaha tiba di tengah pandemi. Karena itu, banyak lembaga keuangan yang menahan diri untuk menyalurkan pembiayaan. Akan tetapi, hal yang sama tidak dialami ketika ia mengajukan kredit ke BRI.
Dia bahkan menyebut, respon BRI begitu cepat untuk menjawab kebutuhannya. Hal ini sangat membantu keberlangsungan usahanya yang mendesak. Alhasil, setelah melalui proses yang singkat dan memenuhi segala persyaratan, Laksono berhasil mendapat kucuran kredit investasi dari BRI Kantor Cabang Bandung Martadinata.
“Saya suka sekali marketingnya BRI ini sangat kooperatif dan aktif menghubungi saya agar proses pembiayaan selesai cepat. Akhirnya alhamdulillah, pinjaman bisa saya dapatkan untuk ekspansi tempat usaha,” ujarnya.
Efisiensi waktu penyaluran pembiayaan memang telah diimplementasikan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, setelah perseroan mentransformasi layanan hingga bertumpu pada penggunaan teknologi dan sistem digital.
Melalui konsep go shorter, go smaller, and go faster, BRI bertekad menjadi bank terdepan untuk menjawab seluruh kebutuhan masyarakat secara cepat, tepat, dan sesuai kebutuhan.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, penerapan sistem digital untuk menyalurkan pembiayaan dan berbagai insentif bagi pelaku usaha makin intensif dilakukan selama pandemi.