TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei yang dilakukan Indonesia Property Watch (IPW) menunjukkan, pasar properti tanah air masih tumbuh di tengah pandemi Covid-19.
Survei konsumen itu menyebutkan, sebanyak 68,09% konsumen menyatakan masih berminat untuk membeli properti meski di tengah kondisi pandemi virus corona (Covid-19).
Survei ini dilakukan terhadap 285 responden, terdiri dari masyarakat usia 35–55 tahun yang berdomisili di Jakarta, Jawa dan luar Pulau Jawa pada awal September 2020.
CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengatakan bahwa 51,06 % masyarakat masih melirik properti rumah.
Minat pembelian tanah kavling pun relatif cukup tinggi sebesar 22,34 %, apartemen sebesar 11,7 %, SOHO/Ruko/Rukan sebesar 10,64 %, dan selebihnya untuk gudang, vila, kondotel, dan lainnya.
"Saat ini tren pembelian properti didominasi oleh rumah untuk segmen menengah yang harganya mencapai kisaran Rp 1,5 miliar. Rentang harga itu paling banyak dicari konsumen," ujar Ali dilansir Kontan.co.id, Senin (26/10).
Baca juga: Di Tengah Pandemi, Emiten LPKR Bukukan Peningkatan Penjualan Hingga 304 Persen di Kuartal III 2020
Satu di antara proyek properti, di bawah harga satu miliar yang laris manis diburu konsumen yakni rumah tapak Lippo Karawaci Cendana Homes.
Proyek anyar itu diserbu habis pembeli dalam waktu kurang lima jam. Cendana Homes sendiri mengedepankan konsep permukiman hijau.
Hal ini mengulang sukses dari peluncuran perdana tahap pertama rumah tapak milik Lippo sebanyak 324 unit yang juga terjual habis dalam beberapa jam saja.
Cendana Peak merupakan proyek kedua setelah peluncuran klaster Cendana Homes pada Juli lalu yang mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga tiga kali lipat.
Dijelaskan Ali, untuk segmen menengah ke atas, permintaan juga masih tumbuh.
Ditandai dengan hadirnya berbagai proyek anyar yang diluncurkan pengembang.
Data IPW menyebutkan, rentang harga yang diminati berkisar antara Rp 500 juta sampai 1 miliaran sebesar 29,79 %, diikuti Rp 300 juta sampai Rp 500 juta sebesar 28,72 %, Rp 1 sampai Rp 3 miliar sebesar 23,40 %, di bawah Rp 300 juta sebesar 10,64 %, dan sebesar 7,45 % untuk properti harga di atas Rp 3 miliar.
Baca juga: Sektor Properti Mulai Tunjukkan Tren Pemulihan, Ini Strategi Pengembang Nasional
Ali menjelaskan, karena pasar saat ini sangat volatile, juga bisa terjadi berbagai kemungkinan, misalkan konsumen yang dulu ingin membeli properti seharga di atas Rp 1,5 miliaran, sekarang diperkirakan memilih segmen harga yang lebih rendah di kisaran Rp 500 juta sampai Rp 1,5 miliar.