News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kolaborasi STSP dan Orbit Future Academy Dorong Penciptaan Lapangan Kerja

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sandiaga Uno.

Lewat kerjasama tersebut, keduanya akan menghadirkan budi daya ayam dengan pendekatan teknologi terpadu di level terbawah masyarakat.

Sehingga, tidak hanya membangun kewirausahaan kolaboratif, tetapi juga revitalisasi ekonomi imbas pandemi virus corona atau covid-19.

Baca juga: Inotek-Kemristek Garap Program STSP, Teknopreneur Diharap Bisa Merevitalisasi Ekonomi

Hal tersebut diungkapkan oleh Sandiaga Uno dalam penandatanganan nota kesepahaman antara Inotek Foundation dan Orbit Future Academy secara online pada Senin (26/10/2020).

Menurutnya, kerjasama tersebut dapat menjadi langkah kecil dalam pemberdayaan masyarakat, penciptaan lapangan pekerjaan dan berkontribusi kepada pemulihan ekonomi nasional.

Selain itu dapat membantu menumbuh kembangkan startup melalui kerja sama dengan mentor ahli industri dan spesialis teknologi.

"Dengan adanya kolaborasi ini diharapkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan dengan menggunakan keahlian masa depan di level akar rumput," ungkap Sandi dilansir Warta Kota, Selasa (27/10/2020). 

Apalagi lanjutnya, lewat nota kesepahaman yang bertajuk 'Satu Juta Ayam' itu akan melibatkan pengusaha di daerah mulai dari hulu ke hilir.

Baca juga: Dinas SDA DKI Giatkan Program Grebek Lumpur di Jakarta Hadapi Musim Hujan

Mereka akan diberikan pelatihan, pendampingan hingga pendanaan, sehingga ketahanan pangan nasional dalam bentuk peternakan ayam diyakini Sandi dapat tercapai.

"Seribu teknopreneur, sejuta lapangan kerja. Lewat teknologi dan jaringan teknopreneur, saya yakin kita bisa capai itu semua," ungkap Sandi.  

Pernyataan Sandi dibenarkan Sachin V Gopalan selaku CEO Orbit Future Academy.

Dirinya pun menjelaskan tentang program STSP dan kerjasama alih teknologi di bidang peternakan yang akan dilakukan.

Kerjasama ini katanya didasari oleh rendahnya konsumsi protein masyarakat Indonesia dibandingkan dengan sejumlah negara lainnya di dunia.

Baca juga: Cairan Pembersih Tanpa Izin Edar Picu Kebakaran, Kapuspenkum Kejagung: Kenapa Masih Dijual?

Selain itu diketahui, pemenuhan gizi berupa sumber protein yang berasal dari hewan memiliki porsi sebesar 70 persen, yakni terdiri dari 1,3 persen daging merah, 36,1 persen telur, 45,4 persen seafood dan 17,2 persen ayam.

"Rendahnya persentase protein ayam inilah yang perlu untuk ditingkatkan, padahal konsumsi ayam pada masyarakat

Indonesia terus meningkat dari 3,8 kilogram per tahun per kapita pada tahun 2010 menjadi 5,8 kilogram per tahun per kapita pada tahun 2018," papar Sachin V Gopalan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini