Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia merupakan negara yang tingkat kreativitasnya sangat tinggi.
Tak sedikit anak muda Indonesia menyuguhkan konten-konten kreatif yang memiliki nilai ekonomi tidak kecil.
Melihat potensi yang besar ini, Amara Pameran Internasional berkolaborasi dengan Danumaya Dipa didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar perhelatan industri kekayaan intelektual pertama dan terbesar di Asia Tenggara.
Pameran virtual ini diberi tajuk Indonesia International Licensing Show 2020, 20- 22 Oktober 2020.
Baca juga: VIRAL Video Social Experiment Anak Zaman Now, Kreator Konten: Tidak Tau Bukan Berarti Bodoh
IILS 2020 bak mercusuar bagi insan kreatif maupun pelaku bisnis kekayaan intelektual.
Tak kurang dari 1.700 peserta antusias menghadiri webinar yant menghadirkan para pembicara kompeten di industri lisensi kekayaan intelektual, salah satunya Vikram Sharma selaku General Manager Warner Bros Consumer Products.
Dia memaparkan perencanaan ke depan mereka dan IP apa saja yang mereka tangani.
Sesi seperti ini sangat ditunggu para peserta, sebab bisa memberi informasi dan inspirasi bagi para kreator IP khususnya, dalam mengembangkan karya mereka.
Baca juga: Asah Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Lewat Kompetisi Debat
Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreativitas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Joshua Simandjuntak dalam sesinya menuturkan bahwa IP adalah kunci dalam menggerakkan roda ekonomi kreatif.
Beliau juga memberikan contoh Kumamon yang mana dari sebuah maskot bisa memberikan andil yang sangat besar dalam pemasukan daerah Kumamoto, Jepang.
“Sejak kemunculannya di tahun 2011, nilai penjualan Kumamon sudah mencapai US$ 25 Juta. Dan di tahun 2015, angka penjualan Kumamon meroket hingga US$ 1 Miliar!” jelas Joshua. Jika dilihat secara global, Industri lisensi di tahun 2019 sebesar US$ 292.8 Miliar. Ini setara dengan Rp. 4.279 Triliun atau 2 kali APBN Indonesia," Joshua dalam keterangannya, Kamis (29/10/2020).
Contoh lain bisa dilihat dari maskot ASEAN GAMES 2018, yang mana trio Bhin-Bhin, Eka, dan Atung menyumbangkan pendapatan sebesar Rp. 56 Miliar dalam waktu yang singkat. Ini membuktikan bahwa dengan penggarapan dan pengelolaan yang tepat, IP-IP karya anak bangsa berpotensi untuk maju ke kancah dunia,” tutur dia.
Chairman Indonesia International Licensing Show Mochtar Sarman menuturkan, meski di tengah pandemi, IILS 2020 tetap digelar secara virtual sehingga bisa memberikan kesempatan bagi para kreator di daerah untuk bisa ikut ambil bagian.
“IILS 2020 yang digelar secara virtual membuka kesempatan bagi siapa saja untuk ikut hadir, secara virtual. Peserta yang berasal dari kota selain Jabodetabek atau bahkan dari luar jawa juga mendapat kesempatan untuk mengembangkan IP mereka. Meski pandemi, namun ini justru momen yang baik memeratakan informasi terkait HKI," ucap Mochtar.
Mochtar menambahkan bahwa Indonesia adalah kunci strategis untuk memasuki pasar Asia oleh pelaku lisensi dunia.
"Dengan kata lain, kita mempunyai 2 elemen vital dalam industri lisensi, kreator dan pasar. Sehingga ini adalah kesempatan emas kita untuk memasuki pasar lisensi internasional," tuntasnya.