Saat ini ada 5 KUD mitra binaan rencananya dilakukan Gap Analysis antara standar RSPO dengan kondisi real. Diharapkan proses sertifikasi dimulai tahun 2021.
Sehingga ke depan petani sawit plasma juga mendapatkan manfaat insentif harga dari RSPO.
Bersamaan dengan diperolehnya tiga sertifikasi RSPO tersebut, di waktu yang bersamaan perusahaan juga memperoleh dua sertifikasi ISPO, masing-masing untuk unit kebun PTPN V Sei Lindai seluas 3.603,49 hektare dan Kebun Sei Berlian seluas 3.932 hektare yang berlokasi di Kabupaten Kampar, Riau. Kedua sertifikasi itu berlaku hingga September 2025 mendatang.
Hingga saat ini, PTPN V adalah satu-satunya perkebunan negara pertama, yang seluruh PKS-nya telah bersertifikasi ISPO.
ISPO merupakan sertifikasi bersifat mandatory (wajib), berdasarkan Permentan No 11/2015.
Sedangkan RSPO, walaupun bersifat voluntary (suka rela), keberadaan sertifikasi ini memberikan manfaat kompetitif bagi bisnis serta memenuhi tuntutan stakeholders terutama pasar global. Minyak sawit bersertifikasi RSPO juga memperoleh insentif tambahan sebagai salah satu keuntungan perusahaan.
Setelah mendapatkan sertifikasi RSPO dan ISPO, manajemen PTPN V juga fokus meraih sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) yang merupakan sertifikasi berstandar internasional dengan standar energi terbarukan Uni Eropa (EU Renewable Energy Directive) sebagai upaya menembus pasar ekspor Uni Eropa. Sertikasi ISCC sendiri berfokus kepada penanganan efek gas rumah kaca.
"Saat ini kita sudah mengantongi lima sertifikasi ISCC untuk lima PKS dan tujuh unit kebun. Tahun depan rencananya ada tiga PKS lagi akan memperoleh ISCC. Seluruh sertifikasi tersebut merupakan bagian komitmen PTPN V memberi manfaat bagi sosial masyarakat dan lingkungan melalui beragam kriteria yang ketat mulai dari budidaya tanaman, lingkungan, masyarakat, tenaga kerja, hingga legalitas dalam menjalankan bisnis perusahaan," kata Jatmiko.
Artikel Tayang di Kontan dengan judul "PTPN V bakal terus tingkatkan ekspor CPO"