News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sektor Properti Menggeliat di Kuartal IV, Tapi Investor Mentok di Harga Maksimal Rp1,5 Miliar

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Pameran properti di Jakarta, Sabtu (21/9/2019).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida menyampaikan, tren investasi di bidang properti masih meningkat sampai akhir tahun.

“Tren investasi yang dibidik oleh investor saat ini bertahan di harga maksimal Rp1,5 miliar baik yang wujudnya landed house dan rise house," kata Totok dalam Property Fiesta Virtual Expo 2020, ditulis Kamis (12/11/2020).

Dia mengatakan, penjualan properti di kuartal IV 2020 sedang meningkat terutama dipicu oleh mereka yang sedang berinvestasi di properti.

"Karena masyarakat mengikuti perkembangan dari vaksin di Indonesia, ketika vaksin sudah bisa diberikan untuk massal. Pasti ekonomi mikro bisa berjalan dan meningkat 47 persen, sesuai yang dikatakan BKPM,” tuturnya.

Baca juga: Pengamat Sebut Masa Pandemi Ideal untuk Investasi Properti

Sementara itu, pasar rumah segmen menengah-bawah menunjukkan tren peningkatan cukup signifikan.

Hal itu dipicu kebutuhan perumahan di Indonesia sejalan pertumbuhan jumlah penduduk yang kini populasinya mencapai lebih 268 juta jiwa.

Baca juga: Konsep Waterfront Jadi Nilai Jual Utama Properti SOHO Ini di Kota Balikpapan

Chief Executive Officer PT Mustika Land David Sudjana mengatakan, pasar segmen menengah bawah sangat berkembang di tengah pandemi Covid-19.

Yang paling menarik di pasar segmen menengah adalah, selain pasarnya gemuk, segmen ini juga memiliki kemampuan daya beli yang menguat.

“Sebagian besar mereka (kelas menengah) adalah tenaga kerja profesional dan kreatif yang tidak hanya menggantungkan pada pendapatan gaji semata. Mereka bisa meng-create bisnis sampingan (bisnis online) dan passive income lainnya. Karena itu daya beli mereka relatif lebih baik,” kata David.

Berdasarkan data Kementerian PUPR, backlog perumahan per awal 2020 mencapai 7,64 juta unit.

Yang terbesar kekurangan berada di segmen menengah-bawah.

Hal ini menjadi penyebab pasar perumahan segmen menengah-bawah tidak rentan terhadap krisis ekonomi, sekaligus menjawab tetap eksisnya para pemain perumahan menengah-bawah, bahkan di masa pandemi seperti saat ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini