TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Fadjar Sumping Tjatur Rasa mengatakan pembentukan Holding BUMN Pangan diharapkan dapat mendukung program pembibitan sapi.
“Pembibitan sapi masih sulit dikembangkan di peternakan rakyat karena investasi yang harus dikeluarkan bersifat jangka panjang. Untuk itulah, dukungan serta keterlibatan BUMN sangat diperlukan,” ujarnya dalam FGD ditulis Sabtu (14/11/2020).
Menurutnya, BUMN juga berpotensi berperan sebagai off taker, mengingat sektor peternakan dalam negeri sebagian besar masih dijalankan oleh para peternak rakyat.
Kehadiran BUMN sebagai off taker memberikan rasa aman sehingga dapat menumbuhkan minat masyarakat untuk menjadi peternak.
Dari sisi model bisnis, Fadjar mengatakan, beragamnya sektor bisnis yang dimiliki BUMN, khususnya BUMN Pangan dapat mendorong terwujudnya integrasi peternakan dengan sektor lainnya, misalnya melalui pengembangan sapi sawit.
Baca juga: 96 Sapi Milik Warga Desa Balerante Klaten Diungsikan, 23 Ekor Diantaranya sedang Bunting
Saat ini, salah satu program yang tengah dijalankan adalah pengembangan peternakan sapi di 1.000 desa di berbagai wilayah Tanah Air.
Fadjar mengatakan, Kementerian Pertanian siap memperkuat sinergi dengan BUMN Pangan dalam rangka pengembangan pertanian dan peternakan di Tanah Air.
“Pada saat ini kita saling bergantung satu sama lain. Kita dihadapkan pada tantangan dan perkembangan yang terus berubah, apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih terjadi,” ujarnya.
Adapun Kementerian BUMN saat ini tengah menggodok pembentukan Holding BUMN Pangan yang beranggotakan 9 BUMN Klaster Pangan, terdiri dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) sebagai Ketua Klaster, PT Berdikari (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Pertani (Persero), PT Garam (Persero), PT Perikanan Nusantara (Persero), Perum Perikanan Indonesia, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero).