Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menekankan konsep inti plasma yang sukses di masa lalu perlu diperbaharui untuk mencapai ketahanan pangan.
Menurutnya, konsep inti plasma ini juga bisa membantu penyerapan tenaga kerja, serta membantu petani untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Baca juga: Lowongan Kerja BUMN PT Kawasan Industri Wijayakusuma untuk Lulusan D-3, Ini Syarat dan Cara Daftar
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri menciptakan lapangan kerja. Harus dibantu, salah satu caranya di sektor pangan melalui skema Inti dan Plasma,” ujar Erick dalam agenda Jakarta Food Security Summit (JFSS) secara virtual, 18-19 November 2020.
Pihaknya telah menyiapkan rencana kerja untuk mencapai ketahanan pangan agar harga yang dipasarkan terjangkau.
“Bukan hanya terjangkau (affordability) harganya, tetapi produksi pangan harus berkelanjutan,” tutur Erick.
Erick mengatakan, BUMN juga akan berperan dalam mencapai ketahanan pangan melalui pembentukan klaster BUMN pangan.
Baca juga: Erick Thohir: Kapitalisasi Bisnis Telkom Rp 317 Triliun, Dulu Pernah Tembus Rp 450 Triliun
Klaster BUMN ini bertujuan untuk mengembangkan industri pangan nasional, baik untuk pemenuhan pasar domestik, substitusi impor, peningkatan ekspor serta meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan, dan peternak.
Klaster BUMN Pangan ini akan mensinergikan dan mengoptimalisasikan value chain dari hulu ke hilir.
Klaster pangan ini akan mengelola sejumlah komoditas seperti beras, jagung, gula, ayam, sapi, kambing, ikan, cabai bawah merah, dan garam.
“PT RNI akan menjadi holding-nya,” ujarnya.
Sementara Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan Juan Permata Adoe mengatakan, perlu ada percepatan investasi dengan implementasi UU Cipta Kerja dan melalui skema public private partnership (PPP).
“PPP penting agar ketahanan pangan bisa lebih cepat tercapai,” kata Juan.
Menurut Juan, UU Cipta Kerja membuat iklim investasi menjadi lebih baik dan bergairah, sehingga bisa menarik investasi untuk meningkatkan ketahanan pangan.