TRIBUNNEWS.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot dibuka melemah ke Rp 14.162 per dolar AS pada Jumat (20/11/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, posisi rupiah melemah 0,05% dibanding penutupan sebelumnya.
Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya di hari ketiga pada perdagangan Jumat (20/11/2020).
Lonjakan kasus positif virus corona yang masih terjadi menjadi sentimen kuat yang melemahkan rupiah dan membuat investor beralih ke dolar AS.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, selain soal kasus virus corona, sentimen yang berpengaruh lainnya adalah pemangkasan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia (BI).
Kini suku bunga acuan menjadi 3,75% dari sebelumnya 4,00%.
Langkah ini juga di luar ekspektasi pasar yang sebelumnya memperkirakan BI masih akan menahan suku bunga acuan.
Baca juga: Jelang Akhir Pekan, Harga Emas Antam Stagnan di Posisi Rp 973 Ribu per Gram
Baca juga: Digitalisasi Layanan Paket Bikin UMKM Bisa Efisiensikan Bisnis
Alwi mengatakan, pemangkasan suku bunga memang umumnya akan melemahkan mata uang sebuah negara.
Tetapi, rupiah sebenarnya memang sedang berada dalam tren pelemahan.
"Namun, pemangkasan ini sebenarnya masih positif karena selisih bunga di Indonesia dengan di AS masih cukup signifikan, jadi jika investor yang mencari selisih bunga, Indonesia masih menarik," kata Alwi ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (19/11/2020).
Dengan rupiah yang sudah menguat tajam, Alwi memperkirakan pelemahan rupiah pada perdagangan Jumat (20/11) masih bisa terjadi.
Menurut dia, saat ini masih ada aksi profit taking yang dilakukan oleh investor.
Namun, jika kebijakan BI kemudian mampu menggairahkan saham, yang berarti sentimen risk-on kembali muncul, Alwi melihat ada peluang rupiah bisa menguat.
Alwi memperkirakan, pada hari ini rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 14.100 - Rp 14.235 per dolar AS.