Indonesia juga diprediksi akan bangkit dengan cepat dibandingkan dengan negara lain.
Fokus perdagangan luar negeri Indonesia saat ini adalah memaksimalkan potensi ekspor di pasar tradisional sekaligus mengembangkan pasar baru.
Menurut Wamendag, dalam rangka itu perjanjian perdagangan baik bilateral maupun multilateral sangat penting.
Penyelesaian RCEP yang baru ditandatangani disebut berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia hingga 11 persen.
Sementara fasilitas GSP oleh Pemerintah Amerika Serikat selama ini memberikan manfaat perdagangan hingga 2,2 miliar dolar AS.
“Saya melihat potensi besar di Turki, Iran, Tunisia dan negara-negara lain yang menunggu produk Indonesia. Ini yang akan pemerintah maksimalkan. Semua itu tentu harus didukung dan dimanfaatkan oleh pengusaha-pengusaha yang kreatif dan efisien,” tukas Wamendag di akhir acara.