Ia juga menyarankan nasabah untuk jangan tergiur oleh spread rendah ketika memilih crypto exchanger.
Paling penting, nasabah itu menganalisa keamanan kustodian, dan perlindungan asuransinya. Karena dunia aset kripto itu masih termasuk baru, lebih baik memprioritaskan keamanannya.
Tidak hanya aman dan terjangkau, Pluang juga memberikan satu lagi kelebihan yang paling dibutuhkan masyarakat di era digital ini adalah kepraktisan.
Di aplikasi Pluang, proses investasi Aset Kripto dapat dilakukan dengan mudah, hanya dalam tiga ketukan.
“Penjualan Aset Kripto di aplikasi Pluang juga dapat dilakukan secara realtime. Pengguna Pluang dapat membeli, menjual, dan menyimpan token crypto di dalam aplikasi dengan nyaman, karena sudah dilindungi asuransi," katanya.
"Saat ini, penyetoran dan penarikan hanya dapat dilakukan dalam Rupiah, namun kami akan mempertimbangkan fitur withdrawal Aset Kripto di kemudian hari,” jelas Claudia.
Aset Kripto adalah jenis Aset Kripto baru yang dipakai untuk bertransaksi virtual secara online. '
Sandi-sandi rahasia yang cukup rumit digunakan untuk melindungi dan menjaga keamanan Aset Kripto ini.
Selain itu, Aset Kripto terdesentralisasi, tidak dikendalikan oleh otoritas pusat seperti bank atau pemerintah, dan sebaliknya dipertukarkan dari orang ke orang.
Berbeda dengan mata uang konvensional yang bersifat terpusat, Aset Kripto justru bersifat desentralisasi. Tidak ada pihak yang hadir dan berperan sebagai perantara dalam suatu transaksi.
Tips Bagi Pemula
Marcus Lim, CEO Zipmex membeberkan beberapa strategi bagi pemula yang mau memasuki investasi Aset Kripto berdasarkan hasil riset yang sudah dipublikasi di jurnal internasional.
“Jika Anda sebagai investor percaya 100% bahwa Bitcoin akan lanjut naik, Anda sebaiknya mengalokasikan setidaknya 6% dari portofolio Anda ke Bitcoin.
Namun jika hanya memiliki keyakinan 50%, Anda sebaiknya mengalokasikan hanya 4% untuk Bitcoin,” katanya.
Pada skenario lainnya ia menilai jika menurut investor performa Bitcoin akan buruk, maka sebaiknya mengalokasikan 1% saja.
"Tentu, layaknya aset lain, performa sebelumnya tidak bisa menjamin performa yang akan datang," katanya.