Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf menyoroti realisasi Program Sejuta Rumah yang baru mencapai 667.554 unit rumah per 16 November 2020.
Realisasi itu terdiri atas 75 persen rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 25 persen rumah non MBR, bahkan target Real Estate Indonesia (REI) untuk membangun 239.109 unit rumah MBR juga belum tercapai.
Menurutnya, perlu strategi agar mampu mencapai target yang telah ditetapkan, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi.
“Pandemi ini juga telah mengajarkan kepada kita untuk menjadi lebih cepat dan lebih adaptif terhadap teknologi," ujarnya di Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Real Estate Indonesia (REI) Tahun 2020, Kamis (3/12/2020).
Baca juga: Ciputra Residence Dukung Program Satu Juta Rumah Lewat Kota Baru Maja
Karena itu, menurutnya, strategi yang perlu dilakukan di era pandemi saat ini khususnya bagi dunia usaha, adalah melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi aktivitas pekerjaan menggunakan teknologi media eletronik dan digital.
Baca juga: REI Dorong Perbankan Syariah Lebih Agresif di Pembiayaan Perumahan
Wapres menambahkan, Pemerintah sendiri terus berupaya melakukan percepatan dalam mengimplementasikan berbagai perizinan dan persetujuan dengan menggunakan teknologi elektronik dan digital.
“Saya harapkan dengan teknologi digital proses perizinan menjadi lebih cepat, dapat mengurangi potensi pungli dan lebih sesuai dengan tuntutan generasi milenial yang melek teknologi digital, yang jumlahnya saat ini diperkirakan sepertiga dari jumlah penduduk Indonesia,” tambahnya
Dalam upaya pemulihan ekonomi, Ma'ruf menyebut pembangunan perumahan khususnya bagi MBR diharapkan dapat menggunakan skema padat karya agar memberikan pekerjaan dan manfaat langsung kepada masyarakat.
“Selain itu, seluruh pembangunannya agar menggunakan bahan dan material-material produksi dalam negeri dan bahkan bahan bangunan hasil industri lokal,” jelas Wapres.
Wapres juga mengingatkan, pada kondisi saat ini masyarakat menjadi lebih peduli dengan value for money (konsep ekonomis, efisiensi dan efektivitas)," katanya
Sehingga, dikatakan Ma'ruf, dalam membeli barang yang nilainya tinggi seperti properti, masyarakat tidak hanya memperhatikan masalah harga, tetapi juga memperhatikan rekam jejak dari penyedia barang atau jasa.
“penting bagi bapak dan ibu para pengembang perumahan, untuk selalu menjaga kepercayaan masyarakat dengan terus menjaga kualitas dari rumah dan fasilitas perumahan yang dibangun serta layanan dan kepastian hukumnya,” pungkasnya.