“Yang berinovasi bukan kita saja. Kita bisa inovasi produk dan regulasi, tapi harus jadi fasilitator inovasi ekosistem parekraf," ujarnya.
"Ekosistem itu yang akan bersama-sama tumbuhkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf),” ujar Sandi.
2. Adaptasi
Di tengah pandemi Covid-19, Sandiaga mengatakan bahwa penerapan standar protokol kesehatan CHSE untuk setiap destinasi wisata perlu dilakukan.
Hal tersebut merupakan bagian dari destinasi wisata untuk beradaptasi di tengah wabah.
Selain itu, industri parekraf juga perlu beradaptasi dengan menargetkan pasar wisata dan ekonomi kreatif pada wisatawan nusantara (wisnus).
“Seperti yang dilihat, Inggris hadapi varian Covid-19 baru sehingga harus tutup perbatasan."
"Wisnus potensi yang luar biasa. Ini kita juga bisa dorong sebagai salah satu fokus kita di tengah pandemi,” tutur Sandi.
Untuk wisatawan mancanegara (wisman), jika sudah memungkinkan, perjalanan dari negara tertentu dapat diadaptasi melalui terciptanya travel bubble atau koridor perjalanan.
3. Kolaborasi
Dalam hal kolaborasi, Sandiaga mengedepankan komunikasi terbuka dan kerja sama antarpihak yang makin bersinergi.
“Harus kolaborasi, buka diskusi. Jangan lagi ada ego sektoral. Bersinergi saling menguatkan untuk pulihkan sektor andalan,” katanya.
Menurut Sandi, dengan para pelaku industri parekraf yang saling bekerja sama, hal tersebut merupakan bentuk perhatian kepada masyarakat.
Sebab, imbuh dia, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia menyebabkan jutaan masyarakat kehilangan pekerjaan, termasuk yang bekerja dalam industri parekraf.