Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Ekonomi China dan Hong Kong sebagai pusat keuangan globalnya masih belum pulih total dari pandemi virus corona (Covid-19).
Sekretaris Keuangan Hong Kong Paul Chan Mo-po mengatakan angka pengangguran di Hong Kong bahkan mencapai level tertinggi baru dalam beberapa tahun terakhir.
"Meskipun ekonomi mulai pulih dari krisis Covid-19 dan diprediksi tumbuh pada tahun ini, pasar tenaga kerja Hong Kong masih berada di bawah tekanan luar biasa," kata Chan di situsnya pada hari Minggu kemarin.
Ia menyampaikan, jumlah pengangguran di kota itu bisa mencapai angka tertinggi dalam 16 tahun terakhir, pada kuartal terakhir 2020.
Dikutip dari lamn Russia Today, Senin (18/1/2021), data resmi untuk periode Oktober hingga Desember 2020 pun akan dirilis Selasa esok.
Baca juga: Tumbuh Lebih Cepat, China Diprediksi Geser AS Sebagai Negara dengan Ekonomi Terbesar di Dunia
Tingkat pengangguran Hong Kong telah berada pada level tertinggi dalam hampir 16 tahun pada kuartal ketiga 2020, saat naik menjadi 6,4 persen dari 6,1 persen yang terlihat pada 3 bulan sebelumnya.
Baca juga: Jack Ma Hilang dari Hadapan Publik, Saham Alibaba Hong Kong Turun 2,15 Persen
"Penurunan tingkat pekerjaan ini tetap terjadi, meskipun ada upaya bantuan, termasuk serangkaian tindakan untuk mendukung pasar tenaga kerja," jelas Chan.
Ia mencatat, kerusuhan yang terjadi di Hong Kong tahun lalu juga masih berdampak pada lapangan kerja, khususnya bagi mereka yang merupakan lulusan baru.
Chan kemudian memperingatkan bahwa kemungkinan akan ada lebih banyak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi setelah periode bisnis serta tahun baru Imlek yang dirayakan China pada bulan depan.
Ia menambahkan, perusahaan ritel dan restoran yang biasanya melihat lonjakan permintaan selama musim liburan, saat ini masih terpengaruh pandemi.
Hong Kong juga ditutup untuk sebagian besar turis asing, sehingga kehilangan sumber pendapatan pentingnya.
Pada tahun lalu, jumlah kedatangan turis asing ke Hong Kong turun mencapai lebih dari 90 persen setelah Covid-19 mulai menyebar di seluruh negeri.
Jika situasi epidemi tidak juga membaik, maka kota itu akan segera ditutup.
Perlu diketahui, setelah menjadi negara pertama yang terkena Covid-19 yang menyebar secara cepat, sebagian besar wilayah di China telah mengatasi pandemi tersebut.
Namun lonjakan kasus Covid-19 lokal ini kembali terdeteksi.
Hong Kong juga mengalami peningkatan mendadak terkait kasus ini pada akhir tahun lalu.
Hal ini memaksa kota itu untuk membatalkan rencana membuka jadwal perjalanan yang telah lama dinantikan dengan Singapura.