News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Sri Mulyani Tak Yakin, Pandemi Covid-19 Sepenuhnya Akan Bisa Dikendalikan Tahun 2021 

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tenaga kesehatan menjalani vaksinasi Covid-19 di Rumah Sakit Umum (RSU) Bungsu, Jalan Veteran, Kota Bandung, Senin (18/1/2021). Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di pos layanan ini dari 14, 15, dan 18 Januari 2021 berjalan lancar, sudah diikuti lebih dari 70 tenaga kesehatan di lingkungan RSU Bungsu dan beberapa tenaga kesehatan dari sejumlah rumah sakit di Kota Bandung. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, pandemi Covid-19 mengubah segalanya hingga respons kebijakan pemerintah di seluruh dunia sampai ada harapan vaksin di akhir 2020. 

Beberapa negara mulai program vaksinasi Desember 2020, di antaranya Inggris dan Amerika Serikat. 

"Sementara tahun 2021, kita memasuki pemahaman Covid-19 belum sepenuhnya bisa dikendalikan. Bahkan di berbagai negara ada pengetatan lagi, kasus naik karena masuk ke musim dingin di Eropa, Amerika, dan Asia di China dan Jepang," ujarnya dalam acara 11th Kompas100 CEO Forum dengan tema: "Let’s Collaborate: Rising in Pandemic Era", Kamis (21/1/2021). 

Baca juga: Sri Mulyani: Pandemi Covid-19 Ubah Semua Optimisme

Sri Mulyani menjelaskan, kondisi ekonomi yang tertekan dampak pandemi membutuhkan respons luar biasa dari kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan. 

Baca juga: Pariwisata Terpukul, Ekonom Indef Prediksi Ekonomi 2020 Minus 3 Persen

"Respons kebijakan dilakukan sebagai pertolongan untuk menahan merosotnya ekonomi akibat Covid-19. Tahun ini ekonomi dunia diproyeksikan alami kontraksi oleh IMF di minus 1,5 persen," katanya. 

Sementara, dia menambahkan, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 lebih baik ketimbang beberapa negara anggota G-20. 

"Pertumbuhan ekonomi, kami perkirakan di minus 1,7 persen hingga 2,2 persen. Ini lebih baik dibandingkan kelompok G-20, kecuali China dan di Asia bahkan ada yang bisa capai minus 10 persen di India dan minus 8,3 persen di Filipina," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini