Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 telah bekerja keras dan optimal untuk mengatasi dampak Covid-19 di masyarakat dan ekonomi.
Sementara itu, fokus kebijakan APBN 2021 diarahkan untuk mempercepat akselerasi dengan keberlanjutan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan momentum penguatan reformasi.
"APBN 2021 akan mendukung keberlanjutan program PEN terutama untuk penanganan kesehatan," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam webinar yang diselenggarakan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia dengan tema "Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi 2021: Harapan, Tantangan dan Strategi Kebijakan", Rabu (27/01/2021).
Baca juga: Sri Mulyani: Risiko Covid-19 Bukan Jadi Alasan Pesimistis di 2021
Program PEN itu sendiri termasuk pengadaan vaksin dan vaksinasi, perlindungan sosial, sektoral kementerian atau lembaga dan pemda, dukungan UMKM dan pembiayaan korporasi, dan insentif usaha.
Menurut Sri Mulyani, program PEN 2021 diperlukan untuk terus memberikan daya dukung pada perekonomian baik di sisi demand maupun supply.
“Tahun 2021, kami akan mengelola APBN tetap dengan fokus untuk bisa mendukung pemulihan ekonomi dan penanganan Covid. APBN tahun 2021 yang didesain dengan spirit ekspansi untuk mendukung pemulihan, juga pada saat yang sama mulai konsolidasi untuk menyehatkan kembali APBN kita,” katanya.
Baca juga: Sri Mulyani Mengaku Sudah Kumpulkan Wakaf Tunai Rp 382 Miliar
Sementara itu, dia menambahkan, untuk tahun 2021, penerimaan negara ditargetkan sebesar Rp 1.743,6 triliun di 2021.
"Ini adalah tingkat penerimaan negara yang cukup optimistis karena Covid-19 masih menjadi faktor yang harus tetap diperhitungkan," pungkas Sri Mulyani.