Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pelemahan rupiah diindikasikan data positif ekonomi Amerika Serikat (AS).
Rupiah hari ini dibuka melemah 15 poin ke level Rp14.007 per dolar AS dibandingkan sesi penutupan kemarin.
Baca juga: IHSG Lawan Arus Meroket Sendirian, Analis Sebut Vaksin Covid-19 Bikin Optimis
"ADP Non-farm dan ISM Services PMI yang dirilis semalam mendukung penguatan dolar AS. Indikasi pemulihan ekonomi ini membuat dolar AS menguat," kata Ariston kepada Tribunnews, Kamis (4/2/2021).
Dia menambahkan bahwa yield obligasi pemerintah AS juga terlihat menguat.
"Sekarang di posisi 1.14 persen, sebelumnya di kisaran 1.08 persen. Penguatan yield ini bisa mendukung penguatan dollar AS," sambung Ariston.
Baca juga: Hadirnya Vaksin Covid-19 Diperkirakan Belum Manjur Angkat IHSG Lebih Tinggi
Penguatan yield ini seiring dengan pengesahan proposal stimulus AS senilai 1,9 triliun dolar AS oleh DPR AS.
Menurutnya, langkah ini bisa mempercepat perilisan stimulus dan mendukung pemulihan ekonomi AS.
Arston menyampaikan rupiah berpotensi tertekan terhadap dollar AS karena sentimen pemulihan ekonomi AS tersebut
Baca juga: IHSG Drop 3 Persen Lebih di Perdagangan Sesi Pagi, Asing Ramai-ramai Jual Saham
"Potensi nilai tukar rupiah hari ini di kisaran Rp13.980 - Rp14,050 per dolar AS," tuturnya.
Di sisi lain, minat pasar yang masih tinggi terhadap aset berisiko, bisa menahan pelemahan rupiah.