TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus menyetujui pembentukan 2 kawasan ekonomi khusus (KEK) baru, masing-masing KEK Lido
di Provinsi Jawa Barat dan KEK JIIPE di Provinsi Jawa Timur pada Sidang Dewan Nasional KEK,
10 Februari 2021.
Kedua usulan KEK telah disetujui dan telah menjadi rekomendasi kepada Presiden, dan diharapkan akan mampu menghadirkan investasi dan menyerap tenaga kerja dengan jumlah yang signifikan.
KEK Lido adalah KEK Pariwisata dengan rencana bisnis pengembangan atraksi (theme
park kelas dunia, lapangan golf, serta retail and dining), pengembangan akomodasi (six stars
luxury resort, hotel berbintang lainnya, serta pengembangan TOD), dan pengembangan ekonomi kreatif (studio film dan festival musik).
Kehadiran theme park yang akan dibangun di dalam KEK Lido diprediksi akan mampu
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) hingga mencapai 63,4 juta orang sampai 2038 atau rata-rata 3,17 juta wisatawan per tahun.
Inflow devisa dari wisman serta penghematan outflow devisa dari wisnus dapat mencapai
4,1 miliar dolar AS selama 20 tahun.
Baca juga: Kepala Bappenas : Indonesia Butuh Investasi Rp5.900 Triliun Lebih untuk Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga merupakan Ketua Dewan Nasional KEK mengatakan, KEK Lido diharapkan betul-betul bisa mendorong pariwisata di Indonesia.
"Hasilnya harus jelas, turis ke Jawa Barat juga harus yang berkualitas internasional.
Ini harus menjadi yang premium juga, dan devisanya pun juga premium,” kata dia.
Usulan KEK JIIPE yang berlokasi di Kabupaten Gresik dan diproyeksikan mampu
menarik investasi 16,9 miliar dolar AS dengan serapan tenaga kerja 199.818 orang pada saat beroperasi penuh.
Baca juga: Apindo Nilai Kualitas Investasi Indonesia Membaik, Serapan Tenaga Kerja Naik
Usulan KEK Lido diproyeksikan akan menarik investasi hingga 2,4 miliar dolar AS dan menyerap tenaga kerja 29.545 orang di tahun ke-20.
KEK JIIPE direncanakan untuk pengembangan bisnis industri metal, elektronik, kimia, energi, dan logistik.
Hasil produksi pelaku usaha di dalamnya, diproyeksikan akan mampu memberikan
kontribusi ekspor sebesar US$10,1 miliar per tahun ketika beroperasi penuh, serta substitusi
impor pada produk industri metal dan kimia.
Pengusul KEK JIIPE menyatakan kesiapannya melalui ketersediaan infrastruktur wilayah dan kawasan.
Ada komitmen dari anchor investor untuk mengembangkan smelter tembaga di dalam lokasi KEK.
Pemprov Jawa Timur menyatakan kesiapan aksesibilitas Gresik dalam kaitan dengan tol Krian Legundi Bunder Manyar yang turut diinisiasi bersama pemerintah provinsi telah beroperasi dan diharapkan meningkatkan kelayakan industri yang ada di KEK yang diusulkan.