Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto menyampaikan kinerja ekspor ke Myanmar akan turun dampak dari gejolak kudeta militer yang tengah berlangsung.
"Kemungkinan besar iya (turun) karena seperti kita ketahui bahwa adanya kudeta di Myanmar membuat protes secara besar-besaran dan berbagai negara juga sudah memberikan warning," ucapnya dalam paparan virtual, Senin (15/2/2021).
Baca juga: Aparat Keamanan Myanmar Mulai Menembaki Para Demonstran
Baca juga: Junta Militer Myanmar Kerahkan Pasukan ke Pembangkit Listrik, Tembaki Demonstran dan Tahan Jurnalis
Suhariyanto menerangkan kondisi di Myanmar saat ini betul-betul memprihatinkan di mana militer sudah mulai bergerak.
"Jadi kemungkinan besar nanti akan berpengaruh ekspor kita ke Myanmar di bulan-bulan selanjutnya," tuturnya.
BPS mencatat nilai perdagangan Indonesia ke Myanmar meningkat sekitar 38,2 juta dolar AS pada Januari 2021.
Pada Januari-Desember 2020, nilai perdagangan Indonesia-Myanmar mencatatkan surplus 844,7 juta dolar AS.
"Sebagai catatan saja kontribusi dari ekspor Indonesia ke Myanmar tidaklah terlalu besar kalau dibandingkan ke negara lain," tukas Suhariyanto.
Seperti diketahui, militer Myanmar melancarkan kudeta terhadap Suu Kyi, Presiden Win Myint, dan anggota senior Liga Nasional untuk Demokrasi lainnya.
Tatmadaw bersumpah untuk mengambil tindakan terhadap dugaan penipuan pemilih selama berlangsungnya pemilihan umum 8 November 2020, yang membuat Aung San Suu Kyi menang besar.
Militer negara itu mengatakan mereka berkomitmen pada sistem demokrasi dan berjanji untuk mengadakan pemilihan yang baru dan adil saat kondisi darurat berakhir.