Menurutnya, alokasi FLPP sebanyak 157.500 unit senilai Rp16,66 triliun dilengkapi SBUM senilai Rp630 miliar, BP2BT 39.996 unit senilai Rp1,6 triliun, dan Tapera dari dana masyarakat untuk 25.380 unit senilai Rp2,8 triliun.
“Anggaran FLPP tahun ini merupakan yang tertinggi sejak program ini dimulai. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah menggandeng 30 bank pelaksana yang sudah melakukan penandatanganan PKS dengan Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian PUPR untuk menyalurkan FLPP,” tandasnya.
Bank Pelaksana tersebut terdiri dari 9 Bank Nasional dan 21 Bank Pembangunan Daerah, baik Konvensional maupun Syariah.
Kebijakan DP 0 Persen
Bank Indonesia (BI) memproyeksi pertumbuhan kredit properti pada 2021 tumbuh 5-7 persen.
Hal itu disampaikan Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Kurniawan Agung saat Property Outlook 2021, Rabu (24/2/2021).
"Kami meyakini pertumbuhan kredit 2021 akan meningkat kalau kemarin negatif 2,4, BI memprediksi pembiayaan KPR bisa 5-7 persen," tuturnya.
Menurutnya, penjualan properti akan berkontribusi cukup besar terhadap kredit perbankan tahun ini dengan adanya rencana fasilitas uang muka (down payment/DP) 0 persen.
Kurniawan menerangkan bahwa pun BI telah menurunkan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 3,5 persen.
Selain itu, BI juga mencatat risiko kredit properti mengalami penurunan di kondisi pandemi Covid-19.
"Semester II-2020 pertumbuhan KPR masih tertahan kecuali properti dengan ukuran menengah yang tumbuh 7,1 persen, namun tipe lain masih terkontraksi," ucap Kurniawan.
Kredit macet
Dia menambahkan Non Performing Loan (NPL/kredit macet) rumah tapak menunjukkan perbaikan di semester II-2020.
"NPL tipe menengah ini membaik terakhir mencapai 2,2 persen di Desember 2020," urainya.
Kurniawan menekankan bahwa kebutuhan pembiayaan akan meningkat dalam tiga bulan ke depan.
Itu terlihat dari perbaikan ekonomi domestik yang terus berlanjut.
"Meskipun ada PPKM yang sempat menahan aktivitas masyarakat tetapi ekonomi mengalami perbaikan ditopang ekspor yang meningkat seperti CPO, batubara, besi baja, hingga produk manufaktur," tandasnya. (Tribunnews/Reynas Abdila/tis)