Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang dipimpin Luhut Binsar Pandjaitan menggelar rapat koordinasi untuk merespons rawan kecelakaan kapal di Selat Malaka dan Selat Singapura.
Sepanjang 2020, telah terjadi tiga kali kejadian kapal kandas di perairan Batu Berhenti, Provinsi Kepulauan Riau.
Staf Ahli Menteri Bidang Hukum Laut Okto Irianto mengatakan hal ini menjadi perhatian serius pemerintah.
Baca juga: Doni Monardo Targetkan Indonesia Bebas Covid-19 pada 17 Agustus, IGPW: Terkesan Lucu
"Hari ini kita bahas jaminan keamanan dan keselamatan kapal di Selat Malaka dan Singapura, khususnya bagaimana mengoptimalkan pelayanan pemanduan demi mengurangi risiko kecelakaan," ujar Okto, Minggu (28/2/2021).
Secara detail rakor membahas mengenai kerja sama pengelolaan Selat Malaka dan Singapura, regulasi, penyelenggaraan kenavigasian, serta rekomendasi peningkatan kualitas layanan pandu kapal.
Baca juga: KRL Yogya-Solo, Sarana Kereta Api Dengan Tampilan Kearifan Lokal
Diketahui kecelakaan yang dialami MV Shahraz, MV Samudra Sakti I, dan MV Tina I yang terjadi sepanjang tahun lalu perlu menjadi perhatian Indonesia sebagai negara berdaulat.
Jaminan keselamatan navigasi bagi kapal yang berlayar melalui perairan Indonesia serta perlindungan lingkungan maritim adalah salah satu bentuk perwujudan kedaulatan Indonesia
Salah satu bentuk upaya meningkatkan keselamatan pelayaran khususnya di wilayah Selat Malaka dan Singapura adalah pelayanan lalu lintas kapal/Vessel Traffic Service (VTS).
Layanan VTS yang dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan dirancang untuk meningkatkan keselamatan kapal, efisiensi bernavigasi, dan perlindungan lingkungan, melalui pemantauan lalu lintas dan interaksi dengan kapal menggunakan sarana teknologi digital dan perangkat radio.
Mengenai hal ini, Direktur Kenavigasian Hengki Angkasawan yang mewakili Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan menjelaskan bahwa Indonesia tengah menyusun Kertas Informasi mengenai VTS Batam dan VTS Dumai untuk memperkenalkan secara resmi dua VTS Indonesia ini ke Organisasi Maritim Internasional/IMO.
“Fasilitas layanan VTS tersebut telah diperkenalkan ke Singapura dan Malaysia melalui Tripartite Technical Expert Group (TTEG) sejak tahun 2018,” ucap Hengki.
Adapun Asisten Deputi Bidang Navigasi dan Keselamatan Maritim Kemenko Marves Nanang Widiyatmojo menegaskan VTS Dumai dan VTS Batam punya lokasi strategis untuk memantau lalu lintas pelayaran di sepanjang Selat Malaka dan Selat Singapura.
“Sarana prasarana dan sumber daya manusia di dua VTS ini harus terus ditingkatkan, sehingga dapat turut menjalankan fungsi keselamatan pelayaran internasional,” ujar Nanang.