TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk memperluas pasar ekspor.
Presiden ingin ekspor tidak hanya ke negara Uni Eropa dan Amerika Serikat.
"Saya minta pasar-pasar non-tradisional harus terus diperluas. Ini bertahun-tahun selalu kita arahnya selalu Uni Eropa, Amerika, jangan terjebak pada pasar ekspor yang itu-itu saja," kata Jokowi dalam pembukaan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/3/2021).
Sekarang ini, kata kepala negara, terdapat negara-negara yang sangat potensial untuk menjadi pasar ekspor produk Indonesia.
Baca juga: Jokowi Minta Kemendag Gaungkan Cinta Produk Lokal Benci Produk Luar Negeri
Jokowi meminta negara-negara potensial tersebut digarap secara serius.
"Banyak negara-negara yang tumbuh ekonominya lebih dari 5 persen, di Afrika, di Asia Selatan, di Eropa timur, dan negara-negara lainnya. Harus diseriusi," kata Presiden.
Presiden mengaku bersyukur bahwa kinerja ekspor luar negeri sekarang ini cukup baik.
Berdasarkan laporan yang disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi neraca perdagangan tahun 2020 mengalami Surplus 21,7 milar USD.
"Surplus. Karena yang lalu-lalu selalu kita ngga pernah yang namanya surplus," katanya.
Presiden menekankan bahwa tahun 2021 merupakan tahun pemulihan ekonomi.
Target pertumbuhan ekonomi 5 persen harus benar benar tercapai. Oleh karenanya ia meminta rencana kerja Kemendag harus bisa berkontribusi dalam pemulihan ekonomi tersebut.
"Sekali lagi tahun 2021 adalah tahun pemulihan yang harus dilandasi dengan semangat dan optimisme. Untuk itu secara khusus saya meminta seluruh jajaran Kemendag untuk tidak hanya bekerja normatif. Namun harus ada terobosan-terobosan kreatif, harus ada terobosan inovatif," pungkasnya.