Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di masa pandemi ini, Synthesis Development memilih mengevaluasi beberapa proyek yang tengah dan akan dikembangkan ke depan.
Edi mengatakan, pihaknya masih wait and see dan menimbang-nimbang secara cermat produk mana yang akan mereka rilis ke pasar.
“Kami sebenarnya harus merilis minimal tiga proyek tahun ini, tetapi kami juga mesti melihat kondisi pasar.
Kalau konsep dibuat lima tahun yang lalu, tentu harus disesuaikan dengan kondisi saat ini. Jika memaksakan konsep awal dengan situasi sekarang, bisa jadi produk tidak akan diserap pasar.
Jadi konsep proyek harus dievaluasi dengan malihat pasar ke depan,” kata Asnedi, Channel Manager Synthesis Development dalam keterangan tertulis, Senin (8/3/2021).
Baca juga: Geliat Sektor Properti Diklaim Bisa Kerek 174 Sektor Ekonomi Lain
Edi memberi contoh, rumah-rumah berukuran besar akan di-resize menjadi lebih kecil, sehingga ticketing price sesuai dengan pangsa pasar.
Konsep desain dan layout rumah juga sudah harus disesuaikan dengan kondisi pandemi, misalnya, sekarang orang butuh ruang kerja, roof top, dan ruang santai.
Baca juga: Bisnis Properti Tetap Berdenyut Meski Pandemi Covid-19 Belum Mereda
“Kita tidak tahu sampai kapan pandemi berlangsung.
Dan pandemi ini sudah mengubah cara hidup dan kebiasaan orang, sehingga rumah pun harus disesuaikan.
Dulu powder room— toilet kecil dibuat khusus untuk tamu—di dalam rumah sempat ditinggalkan, namun setelah pandemi kembali diminati,” ucapnya.
Lebih lanjut, Asnedi menggarisbawahi bahwa harga properti tidak akan pernah turun.
Properti di Jakarta juga akan tetap mahal dan kebutuhan properti di CBD area tidak akan pernah berhenti.
Menurutnya, kiblat tempat tinggal masyarakat tetap di tengah kota.