TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto, mengatakan komitmen yang disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono jelas bahwa fokus kedepan yakni perikanan budidaya.
"Saya memberikan apresiasi sekaligus bangga dengan keberhasilan Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam di tengah upaya KKP dalam menggenjot produksi ikan budidaya laut, saat ini telah berhasil dalam memproduksi massal benih bawal bintang hybrid. Dan ini membuktikan saat ini status pengembangan teknologi perbenihan untuk memproduksi benih unggul kian dinamis," ujar Slamet, Rabu (10/3/2021).
Baca juga: KKP dan DPR Ajak Masyarakat Wonogiri Manfaatkan Protein Ikan untuk Cegah Stunting
Dan lanjut Slamet, keberadaan BPBL Batam sebagai UPT DJPB, selain menjadi penyokong produksi perikanan budidaya nasional, UPT juga diharapkan dapat menjadi inkubator bisnis sekaligus menjadi penggerak ekonomi di wilayahnya.
Baca juga: KKP Jamin Penataan Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut Lebih Baik
Selain itu, UPT juga harus menjadi pusat layanan dan penyebaran teknologi di daerah serta dapat selalu hadir di saat masyarakat memerlukan solusi sebagai bukti kehadiran pemerintah di tengah masyarakat.
“Benih bawal bintang hybrid ini merupakan hasil perkawinan silang (cross breeding) antara induk betina bawal emas dengan induk jantan bawal bintang,” jelas Slamet.
“Saya mengusulkan kepada Bapak Menteri Trenggono, benih bawal bintang hybrid ini nantinya diberi nama “Bawal Sakti” dan beliau menyetujui. Akan segera dibuatkan naskah akademiknya dan diusulkan kepada Kepala BRSDM KP untuk dilakukan pengujian terhadap komoditas tersebut,” papar Slamet.
Pasalnya, sambung Slamet peluang pasar ikan Bawal Bintang juga cukup besar baik di pasar lokal maupun ekspor. Oleh karena itu, Slamet menilai upaya pengembangan usaha budidaya Bawal Bintang masih terbuka untuk dikembangkan dalam berbagai skala usaha.
“Atas inovasi teknologi ini diharapkan kedepannya mampu dibudidayakan di daerah lain juga. Agar produksinya bisa terus ditingkatkan,” ujarnya.
Saat melakukan kunjungan kerja di BPBL Batam (9/3), Menteri Trenggono, menyebut Indonesia mempunyai berbagai macam sumber daya ikan laut, salah satunya jenis ikan bawal bintang. Salah satu upaya untuk pemenuhan produksi ikan laut Indonesia adalah dengan kegiatan budidaya.
"Saya apresiasi dengan BPBL Batam yang telah berhasil dengan inovasi terbarunya yakni mampu memproduksi massal benih bawal hybrid, dan saya setuju nantinya benih bawal bintang hybrid ini diberi nama “Bawal Sakti”.
“Perikanan budidaya mendapat perhatian dari Bapak Presiden Joko Widodo. Dan KKP mendapat mandat untuk mengoptimalkan potensi produksi perikanan budidaya itu,” jelas Menteri Trenggono.
Adapun jawaban dari menggali potensi itu adalah dengan perikanan budidaya, dimana dengan membangun sektor perikanan Indonesia yang memiliki aspek pembangunan terdiri dari teknologi yang menjadi motor, lingkungan, sosial ekonomi dan pasar, yang menjadi pertimbangan komoditas unggulan.
Serta keterlibatan stakeholder perikanan budidaya yang sangat berperan penting untuk mencapai kesejahteraan pelaku usaha budidaya.
“Untuk merealisasikan itu, salah satu upayanya dengan mendorong serta memaksimalkan keberadaan unit pelaksana teknis (UPT) yang tersebar di berbagai daerah di Indoensia agar menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan negara. Karena, produktivitas UPT tidak sebatas pelayanan tapi juga menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan negara,” tutur Menteri Trenggono.
Menurut Menteri Trenggono, perlunya inovasi teknologi UPT DJPB seperti mengembangkan benih unggul sebagai basis untuk meningkatkan produksi budidaya berbagai komoditas sektor kelautan dan perikanan.
Dan benih unggul yang diharapkan adalah benih dengan pertumbuhan yang cepat, adaptif lingkungan serta nantinya dapat meningkatkan produksi secara signifikan.
“BPBL Batam yang telah berhasil dengan inovasi terbarunya yakni mampu memproduksi massal benih bawal hybrid, dengan kelebihannya selain pertumbuhannya cepat, bawal hybrid ini secara langsung akan meningkatkan produktivitas, disisi lain performance kualitas produknya bisa lebih diminati pasar. Dan ini saya rasa keberhasilan yang menggembirakan dalam upaya KKP menggenjot produksi ikan budidaya laut,” tuturnya.
Untuk itu, lanjutnya, penemuan bawal bintang hybrid ini ditargetkan bisa dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia, apalagi di Kepulauan Riau (Kepri) ini memiliki laut yang lebih luas dibandingkan daratan, dan Kepri ini sangat dekat dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia serta memiliki potensi yang sangat besar di sektor perikanan laut, seperti halnya bawal bintang.
“Permintaan bawal bintang dari kedua negara tetangga tersebut cukup tinggi. Dengan keanugerahan potensi budidaya laut yang luar biasa di Kepri, mari kita semua bersama-sama berkomitmen membangun lebih optimal lagi untuk sektor perikanan budidaya di wilayah ini," papar Menteri Trenggono.
Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Batam, Toha Tusihadi, menambahkan, salah satu kelebihan Bawal bintang hasil produksi BPBL Batam yakni telah terbukti mampu beradaptasi dari habitat alaminya di daerah sub tropis ke lingkungan perairan Indonesia serta dapat dikembangkan pada kisaran salinitas cukup lebar (antara salinitas 19 ppt sampai dengan 34 ppt).