Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga minyak dunia yakni Brent dan West Texas Intermediate (WTI) perlahan terus naik sejak awal tahun ini hingga masing-masing di level 69 dan 65 dolar Amerika Serikat (AS) per barel.
Analis komoditas Ariston Tjendra mengatakan, naiknya harga minyak seiring harapan adanya pemulihan aktivitas ekonomi global akibat dampak pandemi Covid-19.
"Sekarang memang terjadi tren kenaikan harga minyak karena prospek pemulihan ekonomi global dengan pengendalian pandemi melalui vaksinasi," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews, Minggu (14/3/2021).
Baca juga: Peringatkan Suami Agar Tak Bawa Teman ke Rumah, Ibu Muda di Palembang Dibogem Mentah
Selain harapan pemulihan ekonomi, harga minyak juga dipengaruhi faktor geopolitik yang sedikit menegang di wilayah Timur Tengah (Timteng).
"Belakangan ini ketegangan di Timteng meningkat setelah Houthi menyerang pangkalan minyak Arab Saudi dengan rudal beberapa hari lalu," kata Ariston.
Baca juga: Kaya Manfaat, Berapa Takaran Aman Mengkonsumsi Minyak Zaitun Saat Hamil?
Karena itu, Ariston memperkirakan harga minyak dunia bisa terus merangkak naik sampai menembus level 100 dolar AS seperti 2011 lalu.
"Potensi ke 100 dolar AS memang mungkin terjadi, tapi harusnya negara produsen mencegah ini terjadi," pungkasnya.