Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bambang Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Holding ultra mikro yang kini sedang dibentuk dan melibatkan tiga badan usaha milik negara (BUMN), dinilai akan menjadi solusi penyediaan produk keuangan berbiaya murah hingga ke pelosok.
Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) dari Partai Gerindra Andre Rosiade meyakini langkah ini dimaksudkan untuk mempercepat perbaikan ekosistem usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di masa pemulihan ekonomi pada 2021.
Baca juga: Holding Ulta Mikro Dinilai Tutup Akses Pembiayaan Masyarakat Terbawah
Penggabungan ketiga perusahaan BUMN tersebut dapat mempermudah aksesibilitas masyarakat terhadap pembiayaan dengan bunga rendah hingga ke wilayah pelosok.
Ketiga BUMN tersebut yaitu PT Pegadaian (Persero), PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang akan menjadi induk.
Baca juga: Komisi XI DPR Belum Setujui Rencana Holding Ultra Mikro
"Bunga pembiayaan mikro nantinya lebih murah. Kami yakin holding ini mampu meningkatkan akses pembiayaan hingga ke pelosok negeri," jelas Andre dalam keterangannya, Rabu (17/3/2021).
Andre meyakini aksi korporasi kali ini lebih sehat lantaran melibatkan BRI yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia.
Baca juga: Holding Ultra Mikro Dapat Ciptakan Produk Keuangan Variatif
"Harapan kami holding ini tidak hanya sebatas aksi korporasi semata, tetapi juga akan bisa memberikan dampak nyata bagi masyarakat, utamanya masyarakat kecil," lanjutnya.
Lebih lanjut, Andre menjelaskan selama ini pelaku usaha mikro kerap terkendala akses permodalan yang membuat mereka tak punya pilihan hingga akhirnya terpaksa berhubungan dengan rentenir.
"Kita tahu rentenir bisa menarik denda sesuka hati bahkan menyita aset usaha. Akhirnya pelaku usaha yang terpaksa meminjam ke rentenir terjebak dalam lingkaran setan," ujar Andre.
Sebagai informasi, holding BUMN untuk ultra mikro bertujuan mendukung visi pemerintah dalam memberdayakan usaha ultra mikro, mempercepat laju inklusi keuangan, pembiayaan berkelanjutan, serta menyasar 57 juta nasabah ultra mikro.