Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) optimis kinerja operasional dan keuangan dapat mengalami perbaikan secara signifikan pada tahun 2021, setelah kinerjanya terkoreksi di 2020 akibat pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 yang dimulai sejak awal tahun 2020 dan masih berlangsung sampai dengan saat ini telah membawa dampak yang sangat berat bagi perekonomian secara umum, termasuk sektor konstruksi.
Kendati demikian, di tengah kondisi yang sangat menantang tersebut, Waskita dapat mencatatkan perolehan nilai kontrak baru tahun 2020 sebesar Rp 27 triliun.
Pencapaian ini berada diatas target yang telah ditetapkan dan lebih tinggi dibandingkan para pesaingnya.
Tingkat kemenangan tender juga mengalami peningkatan menjadi 35,2 persen, membuktikan bahwa Waskita memiliki daya saing yang baik di industri konstruksi.
Presiden Direktur Waskita Destiawan Soewardjono mengatakan Waskita tetap mendapatkan kepercayaan yang besar dari para pemilik proyek.
“Pencapaian nilai kontrak baru ini akan menjadi katalis positif perbaikan kinerja Waskita,” terang Destiawan, dalam keterangan tertulis, Kamis (25/3/2021).
Baca juga: Dapatkan Dana Segar, Waskita dan Hutama Karya Tawarkan Sejumlah Asetnya ke SWF Indonesia
Berdasarkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru Waskita dari proyek infrastruktur konektivitas seperti jalan, jalan tol, dan jembatan adalah sebesar 43 persen, proyek EPC sebesar 27 persen, proyek Gedung sebesar 13 persen, proyek infrastruktur sumber daya air sebesar 8 persen, serta proyek dari anak usaha sebesar 9 persen.
Beberapa proyek besar yang diperoleh Waskita pada 2020 antara lain Proyek Tol Ciawi – Sukabumi seksi 3 dan 4 senilai Rp 3,3 triliun, proyek konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro Batang Toru dengan nilai Rp 887 miliar, Bendungan Jragung Paket 1 senilai Rp 733 miliar, dan Jaringan Irigasi Rentang dengan nilai kontrak Rp 554 miliar.
Kinerja
Meski mencatatkan kontrak baru yang memuaskan, Waskita Karya menutup tahun 2020 dengan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 16,2 triliun.
Pandemi Covid-19 yang berlanjut sampai saat ini secara signifikan telah mempengaruhi kinerja Waskita.
Turunnya pendapatan usaha juga menyebabkan Waskita mencatatkan kerugian bersih yang cukup signifikan.
Baca juga: Waskita Beton Precast Kolaborasi dengan Perusahaan Jepang Garap Proyek Konstruksi
Hal tersebut diakibatkan adanya perlambatan aktifitas operasional proyek selama pandemi, beban overhead dari proyek dan pabrik yang terus berjalan, serta tertundanya divestasi asset jalan tol ke tahun 2021 yang mengakibatkan beban bunga investasi jalan tol masih sangat tinggi.
Faktor lain seperti Penundaan pembayaran beberapa proyek besar dan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 – 73 secara penuh juga menjadi faktor penurunan kinerja keuangan Waskita.
Meskipun terdapat pelemahan margin keuntungan dari segmen konstruksi akibat faktor pandemi Covid-19, segmen bisnis utama Waskita itu tetap konsisten memberikan kontribusi laba bagi perusahaan.
Waskita juga dapat mempertahankan arus kas positif dari aktifitas operasi sebesar Rp 411 miliar. Hal ini didorong oleh penerimaan pembayaran dari proyek yang dikerjakan dengan skema progress payment serta pembayaran proyek turnkey seperti proyek tol Jakarta – Cikampek Elevated II senilai Rp 6 Triliun pada awal tahun 2020.
Destiawan mengatakan bahwa manajemen Waskita akan fokus pada pemulihan kinerja pasca pandemi.
“Waskita sebagai badan usaha terus berkomitmen untuk memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan,” jelas Destiawan.
“Sehingga di tahun ini kami akan fokus pada upaya-upaya dan strategi untuk memastikan turnaround kinerja operasional dan kinerja keuangan perusahaan,” lanjutnya.
Destiawan yakin bahwa program vaksinasi yang diselenggarakan oleh Pemerintah akan memberikan dampak positif bagi aktifitas perekonomian di tahun 2021. Destiawan pun menyebutkan bahwa Waskita sudah menyiapkan beberapa strategi utama untuk menyambut momentum tersebut.
Adapun strategi utama yang akan diterapkan oleh Waskita antara lain transformasi bisnis, restrukturisasi keuangan, serta divestasi saham jalan tol.
Target Nilai Kontrak
Di tahun 2021, Waskita menargetkan nilai kontrak baru sebesar Rp26 Triliun. 80 persen dari target tersebut terdiri dari proyek yang berasal dari pasar eksternal dan hanya 20 persen yang merupakan proyek investasi.
Destiawan memastikan bahwa Waskita tidak akan meninggalkan proyek investasi infrastruktur seperti jalan tol, akan tetapi porsinya akan sangat dibatasi dan Waskita akan mengincar porsi kepemilikan minoritas bersinergi dengan investor infrastruktur lain.
“Investasi pada jalan tol akan tetap dilakukan karena salah satu peran Waskita adalah sebagai agen pembangunan.” kata Destiawan.