Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri petrokimia nasional tetap tumbuh positif di tengah pandemi Covid-19 berkat substitusi produk impor.
Seperti diketahui sebanyak 55 persen bahan baku produk petrokimia masih impor.
Produk petrokimia dari PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro Group) satu di antaranya yang mampu mensubstitusi produk impor.
Baca juga: Perusahaan Jepang Tertarik Investasi Petrokimia di Bintuni Papua Barat
Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budionoketika menilai dampak pandemi terhadap industri petrokimia hanya terjadi pada tiga bulan pertama, setelah itu industri mampu recovery.
Menurutnya, ada banyak lonjakan permintaan di dalam negeri, terutama bahan baku untuk menunjang berbagai produk alat kesehatan, hingga produk kemasan.
“Seiring demand tinggi, supply bagus, kemudian impor berkurang membuat delta P (selisih harga produk dengan harga bahan baku) semakin bagus. Di awal tahun ini, biasanya ada siklus turun jelang imlek, ini turun hanya seminggu lalu naik kembali. Delta P makin lebar, bukti demand dalam negeri meningkat, dan menunjukkan pemulihan,“ ujar Fajar, Selasa (30/3/2021).
Apalagi, Presiden RI Joko Widodo sudah mewanti-wanti untuk benar benar memilih produk dalam negeri, tidak memprioritaskan produk impor sehingga bahan baku petrokimia dari luar negeri bisa dikurangi.
“Jadi, market masih menjanjikan selama perusahan industri mampu melakukan penetrasi dan membuat market mana yang menjadi fokus,” tegasnya.
Baca juga: Kemenperin Berharap Industri Petrokimia Mulai Gunakan Energi Terbarukan Pada 2030
Direktur Utama TubanPetro Sukriyanto menyampaikan, selama pandemi kinerja PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro) tetap tumbuh seiring kenaikan permintaan dari pasar dalam negeri.
Sukriyanto menegaskan, TubanPetro konsisten melakukan perluasan kapasitas produksi di anak usaha di mana berbagai produk alat kesehatan yang notabene memerlukan berbagai bahan baku dari petrokimia, dari sisi permintaan dan kebutuhan industri terus tumbuh.
Seperti kebutuhan untuk produk alat kesehatan, obat-obatan, hingga masker medis.
“Kebutuhan terhadap produk petrokimia di tengah Covid-19 tidak berkurang. Di berbagai anak usaha, penjualan produk petrokimia kami juga tetap tumbuh. Selama pandemi, kapasitas produksi di anak usaha, tidak ada pengurangan sama sekali, bahkan tumbuh,” tegas Sukriyanto.