Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) membuka ruang kepada seluruh tim investigasi untuk mengetahui penyebab terbakarnya Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat pada 29 Maret 2021.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, penyebab insiden tersebut belum diketahui secara pasti karena masih dilakukan investigasi oleh tim gabungan, dari internal Pertamina dan eksternal.
Baca juga: Kilang Balongan Terbakar, Pertamina Diminta Optimalkan Produksi Kilang-Kilang Lain
"Tim eksternal ada dari aparat penegak hukum dan juga tim ahli, baik dari dalam maupun luar negeri," kata Nicke saat rapat dengan Komisi VII DPR, Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (5/4/2021).
Menurutnya, tim investigasi baru dapat masuk ke empat tangki yang terbakar setelah kondisinya benar-benar aman, karena pada saat awal kejadian sudah berhasil dipadamkan, tetapi dua hari kemudian terbakar kembali.
Baca juga: Pascakebakaran Kilang Minyak Pertamina di Balongan, Warga Usul Biaya Ganti Rugi Rp20 Juta per Kepala
"Ini terjadi karena masih ada BBM yang terjebak di bawah, sehingga kami lakukan berbagai cara dan dilanjutkan dengan pendinginan, baru tim investigasi bisa masuk ke dalam," paparnya.
Nicke menjelaskan, Kilang Balongan berkontribusi 12 persen dari total produksi BBM secara nasional, di mana pasokannya didistribusikan ke DKI Jakarta dan Jawa Barat.
"Kejadian kebakaran ada di empat tangki, T301, E, F, G yang di dalam satu bund wall dengan kapasitas masing-masing 26 ribu KL, di area kurang lebih dua hektare," paparnya.
Pada saat kejadian, kata Nicke, tangki G berisi 3 ribu KL BBM jenis Pertalite, dan tangki lainnya dalam kondisi kosong.
"Area kilang itu totalnya 260 hektare, dan yang sudah ada bangunannya 180 hekatare. Jadi empat tangki, dari 72 tangki yang ada di area Kilang Balongan," paparnya.