Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga akhir tahun ini, jumlah investor di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah, diperkirakan mencapai 80 tenant atau penyewa.
"Jumlah tenant sampai akhir tahun ini, diperkirakan ada penambahan menjadi 80 tenant," ujar President Director & CEO Kawasan Industri Kendal, Stanley Ang di Menara Batavia, Jakarta, Selasa (6/4/2021).
Baca juga: Dua Perusahaan Mainan di Kawasan Ekonomi Khusus Kendal Ajukan Insentif Tax Holiday
Menurutnya, sampai Februari 2021 sudah ada 66 investor dengan nilai investasi mencapai Rp 19,2 triliun dan dapat menyerap tenaga kerja hingga 9 ribu orang.
Head of Sales dan Marketing Kawasan Industri Kendal, Juliani Kusumaningrum menjelaskan, dari jumlah 66 tenant tersebut paling banyak dari sektor industri fesyen, elektronik, dan kemasan.
"49 persen investor berasal dari Indonesia, 40 persen didominasi dari China, Taiwan, dan sisanya dari Singapura, Hongkong, Korea Selatan, serta Malaysia," ucapnya.
Ia menyebut, sampai saat ini sudah ada 16 penyewa yang telah beroperasi dari total 66 penyewa tersebut, di mana ada 10 penyewa dalam tahap konstruksi.
"Dari komposisi tersebut, bisa dibilang 90 persen orientasinya ekspor," ucap Juliani.
Adapun KEK Kendal dibagi menjadi enam klaster industri yaitu makanan dan minuman, elektronik, otomotif, fesyen, furniture, dan pendukung dari lima industri tersebut seperti logistik.
Kawasan Industri Kendal merupakan hasil kerjasama antara Jababeka Group dengan perusahaan asal Singapura, Sembcorp.