TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyiapkan uang kartal senilai Rp 152,14 triliun untuk kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri tahun ini.
Jumlah tersebut meningkat 39,33 persen dibandingkan realisasi penarikan uang kartal pada periode Ramadan dan Lebaran tahun lalu yang sebesar Rp 109,20 triliun.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim mengatakan uang kartal senilai Rp 152,14 triliun tersebut terdiri dari pecahan besar yakni Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu sebesar Rp 137 triliun, setara 90,26 persen dari total uang yang disiapkan.
Sedangkan sisanya senilai Rp 15,2 triliun setara 9,33 persen merupakan uang pecahan kecil yakni Rp 20 ribu ke bawah.
"BI menjamin kebutuhan uang kartal di masyarakat dalam nominal yang cukup dan pecahan yang sesuai kebutuhan, tepat waktu, dan kondisi layak siap edar dapat ditemui," ujarnya dalam acara Kesiapan Sistem Pembayaran pada Ramadan dan Idul Fitri 1442 H, Rabu (14/4/2021).
Marlison menuturkan tambahan persiapan uang kartal tahun ini telah mempertimbangkan beberapa hal.
Meliputi, perbaikan kondisi makro ekonomi, kebijakan pemerintah khususnya percepatan realisasi bantuan sosial tunai (BST) yang biasanya dipercepat menjelang Idul Fitri, dan kenaikan tingkat mobilitas masyarakat yang juga mendorong peningkatan kebutuhan pada uang kartal.
Meski meningkat namun persiapan uang kartal itu relatif masih lebih rendah dari kondisi normal sebelum pandemi covid-19.
Detailnya, realisasi penarikan uang kartal di 2017 sebesar Rp 163,20 triliun, 2018 sebesar Rp 191,30 triliun, dan 2019 sebesar 192 triliun.
"Memang di 2020 saat awal pandemi terjadi di Indonesia, permintaan uang kartal turun termasuk pada periode Ramadan dan Lebaran. Tahun lalu realisasinya Rp 109,2 triliun itu turun cukup tajam sebesar 43,13 persen dari tahun sebelumnya," jelasnya.
Dari jumlah uang kartal yang disiapkan itu, ia memperkirakan alokasi paling banyak di wilayah Jabodetabek sebesar Rp 39,99 triliun.
Baca juga: Mudik Lebaran Dilarang, PO Haryanto Ingatkan Bakal Maraknya Travel Gelap
Sedangkan, prediksi kebutuhan paling rendah yakni Papua Barat sebesar Rp 320 miliar.
"Ini menggambarkan kebutuhan uang kartal dan perputaran uang kartal terpusat di wilayah Jabodetabek, itu hampir mencapai 27 persen," katanya.
Selain menyiapkan uang kartal senilai Rp 152,14 triliun untuk kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri, Bank Indonesia juga mendorong masyarakat untuk menggunakan Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia (UPK 75 Tahun RI) Rp 75.000 sebagai angpao tunjangan hari raya (THR) untuk keluarga dan juga saudara.
Marlison memastikan UPK Rp 75.000 tetap bisa menjadi alat transaksi pembayaran, meskipun uang Rp 75.000 itu merupakan uang edisi khusus.
"Dalam masa penukaran uang di periode Ramadhan Idul Fitri kami mendorong masyarakat menggunakan UPK Rp 75 ribu sebagai THR untuk lebaran," jelas Marlison.
"UPK Rp 75.000 bisa menjadi alat belanja, karena merupakan alat transaksi yang sah," tambahnya.
Marlison juga mengatakan, Bank Indonesia saat ini tidak ingin hanya mendorong masyarakat menjadikan UPK Rp 75.000 sebagai alat koleksi semata. Tetapi juga mendorong supaya UPK Rp75.000 benar-benar menjadi alat tukar bagi masyarakat.(tribun network/ism/dod)