Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Indonesia (RI) dan Inggris menyepakati nota kesepahaman (MoU) untuk meningkatkan perdagangan bilateral antar kedua negara pada Senin (26/4/2021).
Pada Senin, menandai rampungnya proses Joint Trade Review (JTR) dan Penandatanganan Nota Kesepahaman yang menyetujui Joint Economic and Trade Committee (JETCO) sebagai langkah selanjutnya yang harus diambil.
“Saya senang karena JETCO ini akan mendorong kita lebih jauh untuk meningkatkan perdagangan dan kerja sama,” kata Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins dalam keterangannya pada hari Senin.
Penandatanganan MoU JETCO merupakan langkah baru yang menarik.
Baca juga: Politisi Partai Gerindra Minta Pemerintah Waspadai Surplus Neraca Perdagangan
Inggris dan Indonesia telah sepakat untuk membentuk JETCO yang akan meningkatkan perdagangan dan investasi di sektor-sektor utama dengan menangani masalah pasar bebas dan akses pasar.
Awalnya, JETCO akan fokus pada makanan, minuman dan produk pertanian serta energi terbarukan/pertumbuhan hijau.
Baca juga: Sarang Burung Walet Asal Indonesia Kuasai Pasar China, Ekspor 2020 Tembus Rp 5,9 Triliun
Pemerintah Indonesia dan Inggris akan membentuk kelompok kerja lintas sektoral pemerintah, melibatkan pelaku industri dari kedua belah pihak.
KADIN dan BritCham telah memulai ini dengan kelompok yang dipimpin bisnis yang melihat kolaborasi dalam energi terbarukan.
“Indonesia memiliki populasi muda yang berbakat dan terus mencari peluang, infrastruktur dan industri yang berkembang pesat, potensi besar dalam energi terbarukan, kendaraan listrik, serta teknologi lain yang berkembang pesat dan akan mendominasi perekonomian kita di masa mendatang,” katanya.
Owen menegaskan, perdagangan Inggris-Indonesia adalah peluang yang bisa sangat menguntungkan kedua negara, dan investasi Inggris ke Indonesia meningkat secara cepat.
Owen mengungkapkan bahwa JETCO ini dilengkapi dengan tawaran Inggris yang lebih luas ke Indonesia.
Termasuk Pembiayaan Ekspor Inggris (UKEF) yang dapat mendukung Pemerintah Indonesia dengan pembiayaan jangka panjang yang sangat kompetitif, hingga mencapai 4 miliar poundsterling untuk dapat mencapai tujuan pembangunan Indonesia.
“Dalam Tinjauan Terpadu (Integrated Review) tentang kebijakan luar negeri, keamanan, pertahanan, dan pembangunan, Inggris menegaskan komitmennya terhadap kawasan Indo-Pasifik sebagai mesin ekonomi global dan pusat kebudayaan global,” jelas Owen.