TRIBUNNEWS.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditutup menguat ke Rp 14.328 per dolar AS, Selasa (25/5/2021).
Kurs rupiah menguat 0,19% jika dibandingkan dengan penutupan sebelumnya, yakni Rp 14.355 per dolar AS.
Penguatan kurs rupiah ini beriringan dengan mata uang Asia setelah pejabat Federal Reserve AS menepis kekhawatiran inflasi tinggi, sebagaimana dlansir Kontan.co.id.
Hal ini memicu minat risiko para investor.
"Komentar The Fed semalam mengangkat sentimen dengan menekankan bahwa inflasi hanya sementara di tengah permasalahan pasokan yang juga sesaat," kata Yeap Jun Rong, market strategist IG dalam catatan yang dikutip Bloomberg.
Yield US Treasury acuan tenor 10 tahun hingga siang ini naik tipis ke 1,605% setelah kemarin ditutup di 1,602% yang merupakan level terendah dalam beberapa pekan terakhir.
Baca juga: Harga Emas Antam Selasa, 25 Mei 2021: Turun Rp 4.000 Jadi Rp 955.000 per Gram
Adapun Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan pada 3,5% pada dewan gubernur dua hari yang berakhir hari ini.
Sebanyak 29 ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan bahwa BI akan menahan suku bunga di level 3,5% pada hari ini.
"BI selama ini menopang rupiah dan ini diperkirakan masih menjadi upaya hari ini," kata Alvin Tan, head of Asia FX strategy RBC Capital Markets dalam catatan.
Dia menambahkan angka neraca dagang dan PMI pun mengindikasikan pemulihan ekonomi yang semakin kuat.
Tetapi, lonjakan kasus corona masih menjadi ancaman utama.
Sementara itu, di Indonesia, Bank Central Asia (BCA) mematok kurs jual pada level Rp 14. 327 per dolar AS.
Untuk kurs beli BCA adalah Rp 14. 347 per dolar AS.