Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Pembiayaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Eko Heri Poerwanto mengatakan pemerintah berencana membangun perumahan keberlanjutan sebagai inti dari program satu juta rumah.
"Manfaat pembangunan perumahan hijau berpenghasilan rendah bagi lingkungan dan masyarakat berpenghasilan rendah tidak bisa diragukan lagi," kata Eko dalam webinar, Jumat (28/5/2021).
Eko menekankan PUPR mengambil peran besar dalam mempercepat serapan hunian hijau. “Kami akan terus mendukung pembangunan konstruksi hijau di seluruh negeri,” tuturnya.
Pada April 2021, telah diluncurkan peta jalan penyelenggaraan bangunan gedung hijau nasional dan Peraturan Menteri tentang Penilaian Kerja Bangunan Gedung Hijau.
Menurut studi terbaru yang didanai Bank Dunia oleh South Pole, membangun rumah ramah lingkungan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Indonesia tidak secara signifikan meningkatkan biaya konstruksi.
Baca juga: Kementerian PUPR Tuntaskan Pembangunan Tiga Jembatan Ganda Jalur Riau-Sumbar
Namun investasi seperti itu dapat menghemat penggunaan energi dan juga air yang berujung pada pengurangan tagihan air dan listrik secara signifikan.
Baca juga: Greenwoods Group Gaet Investor Jepang di Proyek Perumahan Kelas Menengah
Dukungan kepada Pemerintah Indonesia untuk membangun dan menyediakan rumah ramah lingkungan yang terjangkau merupakan salah satu perhatian khusus Bank Dunia.
“Untuk itu, bersama dengan partner kami - Kementerian PUPR, dan melalui National Affordable Housing Program (Program Rumah Murah Nasional), kami mengambil langkah besar ke depan menuju tujuan tersebut dengan berkomitmen mendukung pengembangan 2.500 rumah hijau," World Bank Practice Manager Zhang Ming.
"Ke depan, kami berharap Pemerintah Indonesia terus mendukung pengembangan perumahan bersubsidi yang terjangkau secara berkelanjutan,” lanjutnya.
Penyediaan perumahan dengan harga terjangkau dan peningkatan efisiensi energi bangunan sangat penting untuk menjawab tantangan masyarakat di Indonesia dan dalam membangun dunia yang lebih hemat sumber daya dan tahan iklim.
Konstruksi perumahan berpenghasilan rendah di Indonesia adalah melalui partisipasi dalam skema sertifikasi bangunan hijau, seperti EDGE.
EDGE adalah sertifikasi dan standar bangunan hijau global yang dikembangkan untuk negara berkembang oleh International Finance Corporation (IFC), bagian dari Grup Bank Dunia.