Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengenaan tarif di ATM Link bagi nasabah Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dinilai wajar, mengingat biaya perawatan ATM sangatlah mahal.
Pengamat Perbankan Paul Sutaryono mengatakam, pengenaan biaya cek saldo hingga tarik tunai di ATM Link Himbara bakal meningkatkan keberlanjutan bisnis perbankan dari sisi pendapatan non bunga di tengah pertumbuhan kredit yang masih negatif.
Di sisi lain, penyesuaian ini juga menghemat pengeluaran biaya integrasi transaksi antar Bank Himbara.
"Sejatinya, pembebanan tarif ATM itu wajar karena sebelum ada ATM Link, juga ada tarif seperti itu.
Jadi sesungguhnya, hal itu kembali seperti sebelumnya ketika ATM berdiri masing-masing (stand alone).
Baca juga: Komunitas Konsumen Indonesia: Pengenaan Tarif Tranaksi di ATM Link Bukti Indikasi Praktik Kartel
Langkah itu untuk menambah pendapatan bank yang saat ini sedang mengalami pertumbuhan kredit kontraksi," ujar Paul, Kamis (3/6/2021).
Menurutnya, implementasi penyesuaian biaya transaksi cek saldo dan tarik tunai juga untuk menutupi besarnya biaya perawatan dan pengadaan mesin ATM Link.
"Jangan lupa bahwa pengadaan mesin ATM itu membutuhkan biaya besar.
Biaya itu disebut sebagai biaya investasi.
Namun jangan lupa bahwa lahirnya ATM Link itu juga bertujuan untuk menaikkan tingkat efisiensi bank, itu lebih efisien daripada stand alone," paparnya.
Baca juga: Himbara Tunda Penyesuaian Biaya ATM Link
Jika penyesuaian tarif ATM Link sudah mulai berlaku, Paul menyarankan nasabah Himbara tetap bertransaksi di ATM Link karena biaya lebih hemat, jika dibandingkan dengan biaya transaksi selain jaringan ATM Link.
Sedangkan untuk transaksi cek saldo dan tarik tunai nasabah di jaringan ATM masing-masing bank tidak dikenakan biaya atau gratis.
"Supaya hemat, nasabah dapat melakukan transaksi via ATM di bank penerbit ATM.
Biaya gratis karena itu sudah termasuk biaya pengelolaan rekening tabungan," paparnya.