Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pandawa Prima Lestari (PPL) bersama Group of Development, Technologies dan Construction Companies (GDTC) bekerjasama dalam pengembangan proyek kedepankan energi hijau senilai Rp 2,25 triliun.
Sekretaris SKK Migas, Taslim Z Yunus yang menyaksikan kerjasama tersebut menilai, pengembangan proyek ini tidak saja akan meningkatkan produksi migas untuk tercapainya visi 2030.
Namun juga wujud nyata industri hulu migas nasional dalam pemenuhan energi nasional mendukung pembangunan berkelanjutan, menggerakkan ekonomi lokal dan penyerapan tenaga kerja.
"SKK Migas menyambut baik kerjasama PSC Pandawa Prima Lestari dengan investor GDTC yang mendeklarasikan diri sebagai investor yg mengembangkan proyek ekonomi hijau, energi terbarukan dan pembangunan berkelanjutan dalam konvensi kerangka kerja PBB tentang perubahan iklim," kata Taslim, Jumat (4/6/2021).
Baca juga: Tiga Alasan Undang-Undang Migas Perlu direvisi
Taslim berhatap, setelah ditandatanganinya Nota Kesepahaman tersebut, segera ditindaklanjuti kedua belah pihak dengan suatu program pengembangan WK Wain yang memperhatikan lingkungan.
“Tuntutan global yang mengedepankan energi hijau, tidak selayaknya menempatkan industri hulu migas Indonesia pada kegiatan yang harus dijauhi, sebab dalam melaksanakan kegiatan, industri hulu migas Indonesia mewajibkan KKKS memperhatikan pengelolaan lingkungan yang baik, mewajibkan KKKS menanam pohon pada daerah aliran sungai dan kawasan operasi, serta yang terakhir adalah mewajibkan zero flaring," papar Taslim.
PPL merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sangat mendukung program SKK Migas untuk mencapai produksi minyak 1 juta BOP per hari dan gas 12 miliar SCF per hari pada 2030.
President & General Manager dari PT Pandawa Prima Lestari J.D.C Buddy Beer menambahkan, investasi ini akan digunakan untuk membiayai program pengembangan Lapangan Karamba dan Mentawir agar dapat berproduksi sebesar 100 - 120 juta SCF per hari pada 2023.
"Ini diharapkan dapat menjadi kontribusi kami kepada Ketahanan Energi Nasional melalui pemenuhan kebutuhan Refinery Unit 5 akan gas bumi yang akan meningkat setelah RDMP selesai pada tahun 2023," kata Buddy Beer.