Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan putusnya kabel jaringan internet bawah laut di wilayah Papua disebabkan oleh faktor alam.
Hal itu dikatakan oleh Menteri Kominfo Johnny G Plate yang menyebut kejadian tersebut bukan pertama kalinya terjadi di wilayah Bumi Cendrawasih.
Untuk itu, pihaknya bersama Telkom selaku pemilik kabel jaringan tersebut menargetkan upaya pemulihan jaringan internet di Papua yang terputus sejak 30 April 2021 dapat rampung dalam satu pekan ke depan.
Putusnya kabel fiber optic bawah laut ini menyebabkan kapasitas internet sebesar 154 Gigabits per second (Gbps) terganggu ke empat wilayah di Papua, yakni Jayapura, Abepura, Sentani, serta Sarmi.
Alhasil, akses internet selama satu bulan kemarin praktis tak bisa digunakan masyarakat Papua.
"Gangguan infrastruktur telekomunikasi ini hingga saat ini diakibatkan faktor alam, karena ini bukan pertama kali terjadi," kata Johnny melalui konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (7/6/2021).
Kabel bawah laut yang putus merupakan ruas Biak-Jayapura yang berada pada jarak 280 kilometer dari Kota Biak dengan kedalaman 4.050 meter di bawah permukaan laut.
Baca juga: Harga Berlangganan Internet PLN di Jabodetabek, Jawa, Bali, Sumatera, hingga Indonesia Timur
Kabel bawah laut itu terbentang di lokasi yang sama juga pernah putus hingga lima kali, empat di antaranya dipicu oleh faktor alam.
Menurut Johnny, PT Telkom selaku operator telah mengerahkan kapal DNEX Pasifik Link untuk menyambungkan kembali kabel bawah laut yang putus tersebut.
Kapal tersebut akaan berupaya melakukan pembentangan kembali kabel dan perbaikan jaringan fiber optic agar segera beroperasi normal.
Namun, proses pemulihan terkendala cuaca akibat munculnya siklon tropis Choi Wan di sekitar Samudra Pasifik.
Akibatnya, upaya pemulihan sedikit terhambat dan target perbaikan mundur dari jadwal yang ditentukan.
"Harusnya semalam bisa diselesaikan, namun cuaca buruk terjadi di wilayah putusnya kabel. Kami harapkan ini bisa selesai dalam seminggu ke depan," tutur Johnny.
Sejauh ini, Telkom selaku operator hanya bisa memanfaatkan kapasitas cadangan sebesar 4,7 Gbps dari total 154 Gbps layanan yang terdampak.