TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 tak membuat Diamond Land Development menghentikan pembangunan propertinya.
Saat ini, Diamond Land sedang menggarap 15 proyek di berbagai lokasi, Jakarta dan sekitarnya.
Proyek-proyek tersebut kita pasarkan dengan harga beragam, ada yang Rp 150 juta hingga miliaran rupiah.
Tony Hartono Marketing Director Diamond Land Development mengatakan, untuk proyek propertinya, Diamond Land selalu mengikuti perkembangan dan kebutuhan pasar.
"Produk yang berbeda-beda mulai dari landed house, apartemen, town house, aparthouse hingga condovilla,” jelas Tony dalam acara webinar dengan tema PCR (Property Cuan Rising) yang diadakan di Dave Apartment Depok yang merupakan salah proyek Diamond Land, Jum’at (18/6/2021)
Tony menambahkan, produk Diamond Land dengan harga Rp 150 jutaan dikembangkan untuk menyasar segmen milenial.
Produk yang dimaksud adalah Gucci 1 Apartment yang berlokasi di ruas Jalan Raya Bogor (Depok) yang merupakan bagian dari proyek perumahan D’Marco yang juga dikembangakan Diamond Land.
Wakil Ketua DPP Asosiasi Real Estat Broker Indonesia (AREBI) Nurul Yaqin menilai properti yang dijual mulai dari Rp150 juta merupakan langkah yang sangat tepat untuk mendorong milenial membeli properti.
“Untuk milenial yang baru pertama membeli properti, jangan diberikan properti harga miliaran pada tahap awal,” tegas Nurul Yaqin.
Baca juga: Usai Insentif PPnBM Mobil, Kemenperin Bakal Usul Perpanjangan PPN Properti
Nurul Yaqin menyatakan, saat ini milenial harus disadarkan karena developer tidak mau menawarkan harga yang susah dijangkau, milenial harus melihat ini adalah peluang investasi karena selepas pandemi Covid 19 harga akan terkerek naik.
“Ada harga yang terpendam sehingga nanti langsung melonjak setelah selesai pandemi. Dengan demikian, sekarang ini memang menjadi waktu yang tepat untuk berinvestasi di properti,” jelas Nurul Yaqin.
Novi Imelly, Advisor & Property Expert menyatakan bahwa saat ini produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar yang akan direspon atau dibeli.
“Walau saat ini diakui untuk apartemen ada istilah over suplay namun tetap ada transaksi. Dan transaksi yang terjadi tentunya produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan tentunya harga yang terjangkau,” tegasnya.
Menurutnya lagi, milenial dapat diarahkan pula sebagai investor dengan membeli dalam lebih dari satu unit dengan harga yang sangat terjangkau itu.
Terkait pembiayaan untuk milenial, Suryanti Agustinar, Senior Vice President Non Subsidized Mortgage & Personal Lending Division PT Bank Tabungan Negara Tbk. menyarankan agar milenial melihat properti sebagai investasi dan pada awalnya bisa difungsikan sebagai tempat tinggal (end-user).
Untuk itu BTN pun menurut Suryanti terus memacu bisnisnya yang fokus pada pembiayaan properti.
Dengan demikian, lanjutnya, Bank BTN kini juga siap untuk membiayai mereka yang ingin menginvestasikan dana mereka di properti. Dia juga menyarankan pembeli properti memilih produk yang dibangun oleh developer yang telah bekerja sama dengan perbankan.
“Selain itu, saat ini pemerintah pun memberikan kemudahan untuk pembelian properti. Tidak hanya dalam persyaratan tapi juga kemudahan uang muka hingga keringanan pajak-pajak di sektor properti,” jelasnya.