Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut penyertaan modal negara (PMN) Rp 72,44 triliun ke 12 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mayoritas untuk penugasan yang diberikan pemerintah.
"Hutama Karya dapat PMN Rp 31,35 triliun, ditugaskan membuat jalan tol sampai ke Aceh. Orang Aceh belum pernah liat jalan tol, sekarang sudah lihat," ujar Arya saat webinar, Jumat (16/7/2021).
"Tolong bangun jalan tol, tapi tidak dikasih duit, bagaimana? Swasta tidak ada yang mau, karena secara ekonomi belum layak, jadi siapa yang maju? Ya BUMN," sambung Arya.
Menurut Arya, jika menunggu sampai harga keekonomiannya masuk dan swasta mulai tertarik bangun jalan tol di Pulau Sumatera, maka masyarakat di Sumatera Utara maupun Aceh tidak bisa menikmati jalan tol seperti di Pulau Jawa.
Baca juga: Komisi VI DPR Setujui Rp 72,44 Triliun Suntikan Modal PMN untuk 12 BUMN
"Kami (warga Sumut) juga mau jalan tol, rakyat Indonesia bukan hanya di Jawa. Tugas BUMN itu maju ketika belum ekonomis, kalau nunggu ekonomi tidak ada pemerataan," tuturnya.
Baca juga: Menteri Erick Minta Restu DPR, Ingin Suntik 12 BUMN dengan Dana PMN Rp 72,4 Triliun
Sementara PMN untuk Bank BTN dan BNI, dia mengatakan itu untuk meningkatkan kemampuan kedua bank pelat merah itu dalam mencari keuntungan.
"BTN diberikan Rp 2 triliun itu untuk bisnis, nanti BTN harus tambah dividennya pada 2023, karena PMN ini diberikan pada 2022. Begitu juga BNI, nanti kita liat PMN-nya," ujar Arya.
Berikut rincian PMN Rp72,44 triliun kepada 12 BUMN:
1. PT Hutama Karya, jumlah PMN Rp31,35 triliun untuk penugasan pembangunan jalan tol trans sumatera
2. PT Aviasi Pariwisata Indonesia, jumlah PMN Rp9,31 triliun untuk penguatan permodalan dalam rangka restrukturisasi, pengembangan infrastruktur pariwisata dan infrastruktur aviasi, serta lahan dan penyelesaian proyek Kawasan Ekonomi Khusus.
3. PT PLN, jumlah PMN Rp8,23 triliun untuk membiayai program pendanaan infrastruktur ketenagakerjaan, membangun transmisi gardu induk dan distribusi listrik pedesaan untuk tahun pembangunan 2021-2022
4. PT Bank Negara Indonesia (BNI), jumlah PMN Rp7 triliun untuk pengembangan bisnis dan penguatan modal guna meningkatkan modal tier I dan capital adequacy ratio (CAR).
5. PT KAI, jumlah PMN Rp4,1 triliun untuk penugasan dukungan dalam rangka menjalankan proyek strategis nasional (PSN) kereta cepat untuk menutup cost overrun.
6. PT Waskita Karya, jumlah PMN sebesar Rp3 triliun untuk penguatan permodalan dalam rangka restrukturisasi.
7. PT BPUI, jumlah PMN Rp2 triliun berkaitan dengan restrukturisasi Jiwasraya yang sampai dengan saat ini sudah selesai seluruh polis per 31 Mei 2021
8. PT Adhi Karya, jumlah PMN Rp2 triliun untuk penyelesaian tol DIY-Solo, DIY-Bawen dan proyek SPAM Karian.
9. PT Perumnas, jumlah PMN Rp2 triliun untuk program perumahan rakyat Jakarta-Medan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
10. PT Bank Tabungan Negara, jumlah PMN sebesar Rp2 triliun untuk penguatan modal untuk meningkatkan Tier I Capital dan CAR.
11. PT RNI, jumlah PMN Rp1,2 triliun untuk penguatan industri pangan dan peningkatan inklusivitas petani, peternak, nelayan, dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
12. PT Damri, jumlah PMN Rp250 miliar untuk penyediaan armada untuk program penugasan.