News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BPS: Maret 2021, Jumlah Penduduk Miskin Tembus 27,54 Juta

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga beraktivitas di samping rel, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta, Jumat (1/1/2021). Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan tingkat kemiskinan Indonesia tahun 2021 akan meningkat menjadi 10,5 persen dengan total masyarakat miskin mencapai 28,37 juta jiwa akibat dampak dari pandemi COVID-19. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah orang miskin di Indonesia pada Maret 2021 sudah mencapai 27,54 juta orang.

Jumlah itu membuat tingkat kemiskinan mencapai 10,14 persen dari total populasi nasional.

Jika dibandingkan pada Maret 2020, jumlah penduduk miskin meningkat 0,36 persen atau naik 1,12 juta orang.

Baca juga: Mahfud MD Bahas Kebijakan Tentang Papua Dengan Para Diplomat Indonesia

Sebelumnya pada Maret 2020 jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 26,42 juta.

Namun, jika dibandingkan dengan September 2020, jumlah penduduk miskin turun tipis 0,05 persen dari 27,55 juta penduduk.

"Jumlah penduduk pada Maret 2021 turun 0,01 juta orang terhadap September 2020, tetapi naik 1,12 juta orang terhadap Maret 2020," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/7/2021).

Baca juga: Kasus Korupsi Dana Covid-19, Polri Tunggu Izin Mendagri Untuk Tangkap Bupati Mamberamo Raya

Margo memaparkan kenaikan tingkat kemiskinan terjadi di kota dan desa. Tingkat kemiskinan di kota naik dari 7,38 persen pada Maret 2020 menjadi 7,89 persen pada Maret 2021. Begitu pula dengan jumlah orang miskin di desa naik dari 12,82 persen menjadi 13,1 persen.

Beberapa hal yang mempengaruhi tingkat kemiskinan antara lain konsumsi rumah tangga yang masih terkontraksi hingga minus 2,23 persen pada kuartal I 2021.

Baca juga: Kapolri Pahami Kebijakan PPKM Darurat Buat Masyarakat Tidak Nyaman

Realisasi itu sudah membaik dibandingkan dengan kuartal III 2020 yang mencapai minus 4,05 persen dan kuartal IV 2020 yang minus 3,61 persen. Namun, angkanya jeblok jika dibandingkan dengan kuartal I 2020 yang masih tumbuh 2,83 persen.

"Pada kuartal I 2021 dibandingkan dengan kuartal I 2020 masih terjadi kontraksi pengeluaran konsumsi rumah tangga pada kategori kesehatan dan pendidikan, makanan dan minuman selain restoran, pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya," papar Margo.

Selain itu pemulihan ekonomi berbeda-beda antardaerah. Pertumbuhan ekonomi Bali misalnya tercatat minus 9,85 persen, Lampung minus 2,1 persen, dan DKI Jakarta minus 1,65 persen.

Warga beraktivitas di samping rel, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta, Jumat (1/1/2021). Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan tingkat kemiskinan Indonesia tahun 2021 akan meningkat menjadi 10,5 persen dengan total masyarakat miskin mencapai 28,37 juta jiwa akibat dampak dari pandemi COVID-19. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Sebaliknya, ekonomi Maluku Utara tumbuh 13,45 persen, Sulawesi Tengah tumbuh 6 persen, dan Yogyakarta tumbuh 6,14 persen. Sementara, garis kemiskinan naik 2,96 persen menjadi Rp472.525 per Maret 2021, sedangkan September 2020 sebesar Rp458.947 per kapita per bulan.

Garis kemiskinan pada bulan Maret ini naik dari Rp 458.947 di bulan September 2020. Penyumbang terbesarnya berada pada kategori garis kemiskinan makanan dengan share sebesar 73,96 persen.

Adapun komoditas yang berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan makanan adalah beras dengan kontribusi mencapai 20,03 persen di perkotaan dan 24,06 persen di pedesaan, disusul rokok kretek filter hingga telur ayam ras.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini