Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT PLN (Persero), PT Perkebunan Nusantara III (Persero), dan Perum Perhutani melakukan penandatanganan Head of Agreement (HoA) pengembangan industri biomassa untuk program co-firing PLTU batu bara.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menyebut kerja sama ini guna mendukung pemerintah mewujudkan 23 persen bauran energi baru terbarukan pada 2025.
"Melalui kerjasama ini, PLN meyakini kebutuhan biomassa dapat dipenuhi untuk bahan baku PLTU oleh Perhutani dan PTPN," kata Zulkifli dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (16/7/2021).
Zulkifli menjelaskan total kebutuhan biomassa mencapai sembilan juta ton per tahun program co-firing di 52 lokasi PLTU batu bara.
Baca juga: SIDO Komitmen Mengurangi Emisi Karbon Dengan Energi Terbarukan
"Kami berharap kerja sama ini memberi manfaat besar bagi keamanan energi nasional," ucap Zulkifli.
Sementara Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury menuturkan program co-firing biomassa tidak hanya meningkatkan porsi energi baru terbarukan tetapi mengoptimalkannya untuk pembangkit-pembangkit listrik di Indonesia.
Baca juga: Potensi Energi Baru Terbarukan Indonesia Capai 417 GW, Tapi Baru Dimanfaatkan 2,5 Persen
Pahala menekankan bahwa program co-firing juga akan meningkatkan kemandirian energi nasional sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap komoditas bahan baku energi.
"Kami mendorong penggunaan biomassa sebagai energi primer co-firing bisa ditingkatkan. Bukan hanya menguntungkan PLN tetapi juga PTPN dan Perhutani yang menjadi suplier," tukas Wamen BUMN.
Perkebunan Nusantara III memiliki potensi tiga juta ton tandan kosong kelapa sawit per tahun yang dihasilkan dari setiap proses produksi perusahaan.
Perum Perhutani dengan potensi biomassa yang melimpah melalui hutan tanaman energi seluas 27.000 hektare pada 2020.