Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asisten Deputi Kemitraan dan Perluasan Pasar Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Fixy menuturkan kontribusi ekspor UMKM terhadap perekonomian Indonesia relatif lebih rendah dibanding negara kawasan Asean.
"Yang paling rendah adalah kontribusi UMKM kita terhadap ekspor.
Dibandingkan dengan negara tetangga di Asean, kontribusi UMKM kita terhadap ekspor masih di bawah," kata Fixy dalam webinar, Rabu (28/7/2021).
Menurutnya, kendala kontribusi ekspor UMKM RI yang rendah ini karena jumlah pelaku usahanya didominasi oleh sektor mikro.
Pelaku usaha mikro ini belum bisa melakukan ekspor sehingga perlu dilakukan up scaling agar naik kelas ke usaha kecil atau menengah.
Baca juga: Dunia Usaha Kembali Salurkan Tabung Oksigen Gratis untuk Pasien Covid-19, Ini Syarat Mendapatkannya
“Kita perlu meningkatkan kelas dari UMKM agar kontribusi UMKM kita terhadap ekspor, juga meningkat," urainya.
Fixy menambahkan bahwa tantangan yang dihasapi UMKM di masa pandemi atau sebelum masih sama yakni akses pembiayaan, permodalan, pemasaran, dan bahan baku.
Mobilitas yang dibatasi pun membuat kegiatan logistik bahan baku agak sulit didapat UMKM untul memproduksi produk.
“Kementerian Koperasi dan UKMterus berusaha mendorong agar UMKM di tanah air ini bisa naik kelas untuk mendongkrak ekspor,” tuturnya.
Di kesempatan yang sama Direktur Bisnis UMKM Bank Negara Indonesia (BNI) Muhammad Iqbal mengatakan digitalisasi menjadi hal penting agar UMKM dapay masuk ke digital economic.
Iqbal menyebut tingkat konversi dari offline economic menjadi digital selama pandemi mencapai 12-34 persen.
“Pakar memprediksi kalau switching ke digital economic akan bersifat permanen. Ini akan mempengaruhi bagaimana cara kita hidup di masa mendatang,” terangnya.